Senin, 12 September 2011

KOMUNIKASI POLITIK


KETERKAITAN GLOBALISASI dengan
KOMUNIKASI POLITIK


MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah : Komunikasi Politik
13 September 2011

bl.jpg

Disusun Oleh :
Harun
07 7151 1243




FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA
2011
KATA PENGANTAR


Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Komunikasi Politik yang berjudul Keterkaitan Globalisasi dengan Komunikasi Politik ini dengan baik.
Makalah ini diharapkan mampu membantu saya dalam memperdalam mata kuliah Komunikasi Politik dalam kegiatan belajar. Selain itu makalah ini diharapkan agar menjadi bacaan para pembaca agar menjadi warga Negara yang baik dan bertanggung jawab, karena materi ini disajikan mengarah pada keterkaitannya Globalisasi dengan Komunikasi Politik yang berpengaruh terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.



Jakarta, 13 September 2011



Penulis












DAFTAR ISI


BAB I             PENDAHULUAN…………………………………………………………….....1
A.    Latar Belakang Masalah……………………………………………………....1
B.     Rumusan Masalah……………………………………………………………..3
C.     Manfaat dan Tujuan…………………………………………………………...3

BAB II            PEMBAHASAN…………………………………………………………………4
A.    Pengertian Globalisasi………………………………………………………...4
1.      Globalisasi………………………………………………………………...4
2.      Ciri Globalisasi……………………………………………………………5
3.      Globalisasi Kebudayaan…………………………………………………..6
4.      Globalisasi Ekonomi……………………………………………………....7
5.      Globalisasi Informasi……………………………………………………...8
6.      Dampak Positif dan Negatif Globalisasi…………………………………..8
a.       Dampak Positif Globalisasi…………………………………………....9
b.      Dampak Negatif Globalisasi…………………………………………..9
B.     Pengertian Komunikasi Politik………………………………………………10
1.      Komunikasi Politik………………………………………………………10
2.      Komunikasi Politik Internasional (Globalisasi)………………………….11
C.     Konsep Globalisasi…………………………………………………………..12
1.      Emanuel Ritcher………………………………………………………….12
2.      Leonor Briones…………………………………………………………...12
3.      Princento N. Lyman……………………………………………………...12
4.      Thomas L. Friedman……………………………………………………..12
5.      Malcom Waters…………………………………………………………..12
6.      Robertson (1992)………………………………………………………...12
7.      Barker (2004)…………………………………………………………….13
D.    Konsep Komunikasi Politik………………………………………………….13
1.      Harold D. Laswell………………………………………………………..13
2.      Alwi Dahlan……………………………………………………………...13
3.      Fagen……………………………………………………………………..13
4.      Kaid (2004)………………………………………………………………14
5.      Chaffe (1975)…………………………………………………………….14
6.      Alfian (1990)……………………………………………………………..14

BAB III          PENUTUP………………………………………………………………………15
                        Kesimpulan………………………………………………………………………15

DAFTAR PUSTAKA





















BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Kehadiran globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa. Pengaruh globalisasi dirasakan di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain-lain yang akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme bangsa. Secara umum globalisasi dapat dikatakan suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Menurut Edison A. Jamli (Edison A. Jamli dkk, Kewarganegaraan, 2005), globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. Dengan kata lain proses globalisasi akan berdampak melampaui batas-batas kebangsaan dan kenegaraan.
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia diseluruh dunia melalui komunikasi politik, perdagangan, investasi, perjalanan, budaya popular, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias. Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara. Sebagai sebuah proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi, dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan dimensi waktu. Dimensi ruang yang dapat diartikan jarak semakin dekat atau dipersempit sedangkan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi politik pada skala dunia. Hal ini tentunya tidak terlepas dari dukungan pesatnya laju perkembangan teknologi yang semakin canggih khususnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK).Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah pendukung utama bagi terselenggaranya globalisasi.
Dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi, informasi dalam bentuk apapun dan untuk berbagai kepentingan, dapat disebarluaskan dengan mudah sehingga dapat dengan cepat mempengaruhi cara pandang dan gaya hidup hingga budaya suatu bangsa. Kecepatan arus informasi yang dengan cepat membanjiri kita seolah-olah tidak memberikan kesempatan kepada kita untuk menyerapnya dengan filter mental dan sikap kritis. Makin canggih dukungan teknologi tersebut, makin besar pula arus informasi dapat dialirkan dengan jangkauan dan dampak global. Oleh karena itu selama ini dikenal asas “kebebasan arus informasi” berupa proses dua arah yang cukup berimbang yang dapat saling memberikan pengaruh satu sama lain. Proses perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain.
Amerika Serikat yang diyakini memiliki andil besar dalam proses globalisasi. Dalam konteks ini, kemajuan dibidang teknologi telekomunikasi telah dimanfaatkan oleh negara-negara maju, khususnya Amerika Serikat. Hal tersebut guna untuk menyatukan bangsa-bangsa diseluruh dunia dalam agenda yang disebut dengan globalisasi. Informasi pun menjadi sesuatu unsur wajib dalam suatu masyarakat, hal tersebut membuat masyarakat mulai membuka diri dengan media dan komunikasi global. Globalisasi adalah konsep yang sangat elastis dan dapat dirumuskan melalui berbagai sudut pandang. Bagi negara maju, agenda ini dimanfaatkan sebagai sarana untuk mewujudkan gagasan menyatukan bangsa-bangsa di seluruh dunia. Namun apa yang terjadi, kemajuan teknologi dan informasi justru dimanfaatkan negara maju untuk semakin memperkuat posisi mereka dalam percaturan internasional.
Akibatnya, ketimpangan antara negara maju dan negara berkembang semakin jelas. Bukan hanya dalam persoalan ekonomi, politik, budaya, dan ideologi semata tetapi sudah berkembang pada ketidakseimbangan tata informasi dan komunikasi internasional. Negara maju seakan lebih menguasai tata informasi dan komunikasi internasioanl karena mereka lebih menguasai teknologi. Negara-negara berkembang sering kali menjadi proyek komunikasi politik negara-negara maju yang cendrung eksploratif dan destruktif. Globalisasi tidak saja mengaburkan batas-batas negara, tetapi juga mengaburkan batas-batas komunikasi, ekonomi, politik, dan budaya antara satu negara dengan negara lainnya. Seperti yang dipahami oleh Jurgen Habermas, bahwa teknologi adalah salah satu faktor mendasar dalam perubahan sosial.
B.     Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Pengertian apa saja dalam keterkaitan globalisasi dengan komunikasi politik?
2.      Bagaimana keterkaitan globalisasi dengan komunikasi politik?
C.    Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui keterkaitan globalisasi dengan komunikasi politik :
1.      Keterkaitan globalisasi dengan komunikasi politik.
2.      Manfaat globalisasi dengan komunikasi politik.
Manfaat penulisan makalah ini untuk kepentingan praktis, yaitu sebagai referensi untuk membantu keterkaitan globalisasi dengan komunikasi politik.
Dan manfaat penulisan makalah ini untuk kepentingan teoritis, yaitu bisa menjadi masukan dalam kajian ilmiah tentang keterkaitan globalisasi dengan komunikasi politik.





BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Globalisasi

1.      Globalisasi
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu prosessosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Secara harfiah, globalisasi dapat diartikan sebagai proses mendunia. Atau kondisi dimana tidak ada lagi batas-batas yang kaku antara lokal dan bukan lokal. Globalisasi juga bisa diartikan sebagai "penyusutan ruang dan waktu", dimana jarak dalam interaksi untuk motif-motif apapun menjadi tidak berarti.
Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita. Globalisasi adalah proses dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain.(A.G. Mc.Grew, 1992).
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, baik komunikasi politik, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu Negara menjadi semakin sempit. Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berkomunikasi politik (berinteraksi), bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial atau proses sejarah atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Globalisasi dalam komunikasi politik dapat berkembang dengan cepat, hal ini tentunya dipengaruhi oleh adanya kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi dan berita namun hal ini justru menjadi bumerang tersendiri dan menjadi suatu masalah yang paling krusial atau penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan bahwa perkembangan ilmu pengertahuan dikuasai oleh negara-negara maju, bukan negara-negara berkembang seperti Indonesia. Mereka yang memiliki dan mampu menggerakkan komunikasi internasional justru negara-negara maju. Akibatnya, negara-negara berkembang, seperti Indonesia selalu khawatir akan tertinggal dalam arus globalisai dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, termasuk kesenian kita. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh.

2.      Ciri Globalisasi
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia. Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antar negara menunjukkan keterkaitan antar manusia di seluruh dunia. Perubahan perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO). Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain. Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.

3.      Globalisasi Kebudayaan
Globalisasi telah membuat masyarakat dunia, termasuk bangsa Indonesia harus bersiap-siap menerima kenyataan masuknya pengaruh luar terhadap seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah satu aspek yang terpengaruh adalah kebudayaan. Terkait dengan kebudayaan, kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Atau kebudayaan juga dapat didefinisikan sebagai wujudnya, yang mencakup gagasan atau ide, kelakuan dan hasil kelakuan, dimana hal-hal tersebut terwujud dalam kesenian tradisional kita. Oleh karena itu nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan atau psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan. Bagi bangsa Indonesia aspek kebudayaan merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki kekayaan nilai yang beragam, termasuk keseniannya. Kesenian rakyat, salah satu bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia tidak luput dari pengaruh globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar.
Komunikasi dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya saja khusus dalam bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itu sudah sedemikian terasa. Sekarang ini setiap hari kita bisa menyimak tayangan film di tv yang bermuara dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, dll melalui stasiun televisi di tanah air. Belum lagi siaran tv internasional yang bisa ditangkap melalui parabola yang kini makin banyak dimiliki masyarakat Indonesia. Sementara itu, kesenian-kesenian populer lain yang tersaji melalui kaset, vcd, dan dvd yang berasal dari manca negara pun makin marak kehadirannya di tengah-tengah kita. Fakta yang demikian memberikan bukti tentang betapa negara-negara penguasa teknologi mutakhir telah berhasil memegang kendali dalam globalisasi budaya khususnya di negara ke tiga.
Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan :
-          Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
-          Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
-          Berkembangnya turisme dan pariwisata, semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
-          Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.
-          Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA.
-          Persaingan bebas dalam bidang ekonomi.
-          Meningkakan interaksi budaya antar negara melalui perkembangan media massa.

4.      Globalisasi Ekonomi
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.
Perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut :
-          Globalisasi produksi, di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi menajdi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global. Kehadiran tenaga kerja asing merupakan gejala terjadinya globalisasi tenaga kerja
-          Globalisasi pembiayaan, perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai contoh, PT. Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-operate-transfer) bersama mitrausaha dari manca negara.
-          Globalisasi tenaga kerja, perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas.
-          Globalisasi Perdagangan, hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.


5.      Globalisasi Informasi
Proses perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Tak pelak kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang dicapai pada akhir abad ini telah mempengaruhi perkembangan komunikasi internasional. Hal inilah yang menyebabkan terwujudnya agenda yang disebut globalisasi. Globalisasi adalah meluas dan meningkatnya hubungan ekonomi, sosial, dan budaya yang melewati batas-batas internasional.
Globalisasi informasi adalah penyerbuan komunikasi dan informasi yang menembus batas-batas budaya. Seluruh kemajuan yang diperoleh oleh manusia tidak bisa dilepaskan dari peranan komunikasi. sehingga sebagian orang menyebut komunikasi sebagai “perekat” hidup bersama. Hal ini dipahami karena istilah komunikasi itu sendiri mengandung makna bersama-sama (common, commoness: Inggris) berasal dari bahasa Latin communicatio yang berarti pemberitahuan, pemberian bagian (dalam sesuatu), pertukaran, di mana si pembicara mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari pendengarnya; ikut mengambil bagian.
Globalisasi jaringan informasi, masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV, radio, media cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Contoh sederhana dengan teknologi internet, parabola dan TV, orang di belahan bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara cepat, KFC, celana jeans levi's, atau hamburger melanda pasar dimana-mana. Akibatnya selera masyarakat dunia baik yang berdomisili di kota ataupun di desa- menuju pada selera global.

6.      Dampak Positif dan Negatif Globalisasi
Munculnya globalisasi tentunya membawa dampak bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Dampak globalisasi tersebut meliputi dampak positif dan dampak negatif di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan berdampak kepada nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.

a.       Dampak Positif Globalisasi
-          Semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor, dengan catatan produk ekspor Indonesia mampu bersaing di pasar Internasional. Hal ini membuka kesempatan bagi pengusaha di Indonesia untuk melahirkan produk-produk berkualitas, kreatif yang dibutuhkan oleh pasar dunia.
-          Semakin mudah mengakses modal investasi dari luar negeri. Apabila investasinya bersifat langsung, misalnya dengan pendirian pabrik di Indonesia, maka akan membuka lapangan pekerjaan bagi warga Indonesia.
-          Semakin mudah memperoleh barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dan belum bisa diproduksi di Indonesia.
-          Semakin meningkatnya kegiatan pariwisata, sehingga membuka lapangan kerja di bidang pariwisata, sekaligus menjadi ajang promosi produk Indonesia.
-          Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan, mudah melakukan komunikasi, cepat dalam bepergian ( mobili-tas tinggi ), menumbuhkan sikap kosmopo-litan dan toleran, memacu untuk meningkatkan kualitas diri, udah memenuhi kebutuhan.

b.      Dampak Negatif Globalisasi
-          Informasi yang tidak tersaring
-          Perilaku konsumtif
-          Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit
-          Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
-          Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat




B.     Pengertian Komunikasi Politik

1.      Komunikasi Politik
Komunikasi politik merupakan penyampaian informasi-informasi yang ada di partai politik terhadap masyarakat luas dan anggota partai politik sendiri. Hal tersebut sebagaimana yang dikemukakan oleh Rush dan Allthof, bahwa:
“Rush dan Allthof mengatakan bahwa pelaksanaan komunikasi politik dipengaruhi oleh unsur-unsur yang ada dalam komunikasi politik, yaitu: sumber, pesan, saluran, umpan balik dan audiens atau pendengar” (Rush dan Allthof, 1995: 225).
Komunikasi Politik terdiri dari 2 kata yaitu "komunikasi" dan "politik". Ketika kedua kata tersebut digabungkan, Komunikasi Politik menurut Meadow dalam Nimmo (2004) didefinisikan sebagai "political communication referes to any exchange of symbols or messages that to a significant extent have been shaped by or have consequences for political system." Dalam hal ini, Komunikasi Politik merupakan ilmu multi disipliner antara teori komunikasi dengan sebuah sistem politik. Politik di sini mempunyai dimensi yang beragam mulai dari politik internal sebuah partai, partai dengan masyarakat, sampai dengan negara dengan masyarakat.
Komunikasi Politik, seperti juga disiplin komunikasi lainnya juga terdiri atas berbagai unsur Model Laswell yaitu: komunikator politik (siapa), pesan politik (berkata apa), khalayak politik (kepada siapa), media (melalui saluran apa), dan efek politik (bagaimana efeknya) (Nimmo, 1999:13-20).
Komunikasi politik adalah komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi ini dapat mengikat semua warganya melalui suatu sanksi yang ditentukan bersama oleh lembaga-lembaga politik (Astrid S. Susanto).
Menurut Philips dan Alexander, komunikasi politik Internasional adalah komunikasi yang dilakukan oleh suatu Negara nasional (nasional states) untuk mempengaruhi tingkah laku politik bangsa lain.



2.      Komunikasi Politik Internasional (Globalisasi)
Komunikasi Internasional (International Communication) adalah komunikasi yang dilakukan oleh komunikator yang mewakili suatu Negara untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan kepentingan negaranya kepada komunikan yang mewakili negara lain.
Komunikasi politik Internasional memfokuskan perhatian pada keseluruhan proses melalui mana data dan informasi mengalir melalui batas-batas negara. Subjek yang ditelaah bukanlah sekedar arus itu sendiri, melainkan juga struktur arus yang terbentuk, aktor-aktor yang terlibat di dalamnya, sarana yang digunakan, efek yang ditimbulkan, serta motivasi yang mendasarinya.  Kegiatan komunikasi politik internasional bisa berlangsung antara people to people ataupun goverment to government. Markham (1970) menyatakan, unit primer yang diamati dalam komunikasi internasional adalah interaksi antara dua negara atau lebih yang sifatnya Mass Mediated Communication. 
Komunikasi politik Internasional juga adalah studi tentang berbagai macam Mass Mediated Communication antara dua negara atau lebih yang berbeda latar belakang budaya. Perbedaan latar belakang tersebut dapat berupa perbedaan ideologi, budaya, perkembangan ekonomi, dan perbedaan bahasa. Mendinamisasikan hubungan internasioanl yang terjalin antara dua negara atau lebih serta hubungan di berbagai bidang antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda Negara atau kebangsaan. Membantu atau menunjang upaya-upaya pencapaian tujuan hubungan internasioanl dengan meningkatkan kerjasama internasional serta menghindari terjadinya konflik atau kesalahpahaman baik antara pemerintah dengan pemerintah maupun antar penduduk . Merupakan teknik untuk mendukung pelaksanaan politik luar negeri bagi masing-masing negara untuk memperjuangkan pencapaian kepentingan di negara lain. (brawijaya.ac.id). Fenomena mengenai komunikasi politik internasional yang dapat diamati saat ini, adalah bagaimana hubungan antarnegara kini semakin dinamis dengan perkembangan teknologi informasi dalam era globalisasi.


C.    Konsep Globalisasi
Konsep globalisasi sendiri digagas oleh seorang pemikir sosiologi-agama Roland Robertson dalam The Relativization of Societies: Modern Religion and Globalization. Menurut Robertson (1985:8), globalisasi sebagai sebuah konsep menjelaskan dua pokok persoalan yaitu pemampatan dunia dan intensifikasi kesadaran manusia mengenai dunia ini sebagai suatu keseluruhan.
Beberapa konsep globalisasi menurut para ahli :
1.      Emanuel Ritcher
Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukanmasyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalamsaling ketergantungan dan persatuan dunia.
2.      Leonor Briones
Demokrasi bukan hanya dalam bidang perniagaan dan ekonomi namun juga mencakup globalisasi institusi-institusi demokratis, pembangunan sosial, hak asasi manusia, dan pergerakan wanita.
3.      Princenton N. Lyman
Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara di dunia dalam hal perdagangan dan keuangan.
4.      Thomas L. Friedman
Globlisasi memiliki dimensi ideologi dan teknlogi. Dimensi teknologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi adalah teknologi informasi yang telah menyatukan dunia.
5.      Malcom Waters
Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma di dalam kesadaran orang.
6.      Robertson (1992), mengemukakan bahwa globalisasi mengacu pada penyempitan dunia secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut
7.      Barker (2004), mengemukakan bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita.
D.    Konsep Komunikasi Politik
Beberapa konsep komunikasi politik menurut para ahli :
1.      Harold D Laswell, dengan formula “who says what, in which channel, to whom, with what effect”, komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari sumber komunikasi  kepada penerima, yang berlangsung bisa menggunakan saluran (medium) maupun secara bertatap muka. Umpan balik sebagai balikan atas pesan yang telah diterima oleh penerima dalam proses komunikasi tersebut sangat berguna untuk menilai bagaimana akibat yang terjadi dari proses komunikasi. Komponen-komponen komunikasi tersebut merupakan basis bagi terjadinya proses komunikasi politik dala suatu masyarakat.
2.      Alwi Dahlan, mengemukakan bahwa sebagai bidang kajian ilmu, komunikasi politik merupakan bidag atau disiplin yang menelaah perilaku dan kegiatan komunikasi yang bersifat politik, mempunyai akibat politik atau berpengaruh terhadap perilaku politik (Dahlan, 1990).
3.      Fagen, mengemukakan berbasis pada formulasi komunikasi demikian saja nampaknya terlalu sederhana, karena alur komunikasi politik berjalan satu arah (linier) dari sumber komunikasi sebagai pemrakarsa kepada orang lain sebagai penerimanya. Namun demikian agar memenuhi tujuan, rumusan tersebut perlu dimodifikasi. Tanpa ada teori politik umum yang berdasarkan pada komunikasi, akan muncul kesulitan bagi “suatu pendekatan untuk studi politik”, suatu pendekatan dimana komunukasi sebagai suatu proses menjadi inti pemahaman, sehingga secara hipotetik Nampak berkembang. Fagen menambah usulan bahwa untuk kepentingan penelitian terdapat tiga hal yang penting, yaitu :
a.       Komunikasi sebagai proses mengisi politik sebagai suatu kegiatan.
b.      Apabila hal-hal itu tidak jelas benar, maka dapat digambarkan beberapa aspek kehidupan politik sesuai tipe-tipe komunikasi.
c.       Karena proses komunikasi memiliki kemampuan mengisi dan elastis dari perbendaharaan konsep ilmu politik, maka ada suatu literature yang mungkin relevan bagi studi politik dan komunikasi (Fagen, 1966).
4.      Kaid (2004), mengemukakan bahwa tak satupun konsep tentang komunikasi politik bisa diterima secara luas.
5.      Chaffe (1975), menyampaikan secara sederhana bahwa komunikasi politik adalah “peranan komunikasi dalam proses politik”.
6.      Alfian (1990), peneliti politik LIPI menjelaskan dengan gamblang menggunakan contoh : Setelah menerima informasi dari berbagai pihak, mereka yang bertugas melaksanakan fungsi legislative membuat UU yang dianggap perlu dan relevan, yang kemudian dikomunikasikan kepada yang berwenang (eksekutif dengan aparatnya) untuk melaksanakannya. Proses pelaksanaannya dikomunikasikan kepada masyarakat dan dinilai oleh masyarakat, penilaian itu kemudian dikomunikasikan lagi. Dalam seluruh proses komunikasi politik ini media massa, baik cetak maupun elektronika, memainkan peranan penting, disamping bentuk-bentuk komunikasi lain seperti bertatap muka, surat-menyurat, media tradisional, keluarga, organisasi, pergaulan (Alfian, 1990, hal. 2). Berkaitan dengan peran komunikasi politik dalam memelihara dan meningkatkan kualitas kehandalan suatu sistem politik yang sudah mapan, maka ia berperan memelihara dan mengembangkan budaya politik yang sudah menjadi landasan system itu. Oleh karena itu “komunikasi berperan mentransmisikan nilai-nilai budaya politik yang bersumber dari pandangan hidup atau ideology bersama masyarakatnya kepada generasi penerusnya dan memperkuat proses pembudayaan dalam diri generasi yang lebih tua, sehingga budaya politik terpelihara dengan baik, bahkan mungkin berakar dan terus berkembang dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Komunikasi politik menjadi bagian integral dari budaya politik tersebut” (Alfian, 1990, hal.





BAB III
KESIMPULAN


Dari uraian pembahasan diatas, dapat saya simpulkan sebagai berikut :
1.      Globalisasi merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata, sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol.
2.      Globalisasi pada aspek sosial diantaranya diadakannya pembangunan kualitas manusia, pemberian lifeskill, memberikan sikap hidup yang global dan menumbuhkan wawasan, identitas rasional serta menciptakan pemerintahan yang transparan dan demokratis
3.      Globalisasi merupakan suatu gejala wajar yang pasti akan dialami oleh setiap bangsa di dunia, baik pada masyarakat yang maju, masyarakat berkembang, masyarakat transisi, maupun masyarakat yang masih rendah taraf hidupnya.
4.      Dalam era globalisasi, suatu  masyarakat atau negara tidak mungkin dapat mengisolasi diri terhadap proses globalisasi. Jika suatu masyarakat atau negara mengisolasi diri dari globalisasi, mereka dapat dipastikan akan terlindas oleh jaman serta terpuruk pada era keterbelakangan dan kebodohan.
5.      Keterkaitan globalisasi dengan komunikasi politik terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara pun ada. Salah satunya era globalisasi pada sistem politik. Bangsa Indonesia telah menerapkan kehidupan berdemokrasi yang telah membawa perubahan-perubahan yang besar, diantaranya pelaksanaan pemilu legislatif dengan sistem multipartai dan pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung.
6.      Globalisasi merupakan suatu tatanan mendunia yang tercipta akibat adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi politik, sehingga unsur-unsur budaya suatu kelompok masyarakat bisa dikenal dan diterima oleh kelompok masyarakat lainnya.
7.      Globalisasi merupakan suatu gejala terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi politik yang mengikuti sistem nilai dan kaidah yang sama antara masyarakat di seluruh dunia karena adanya kemajuan transportasi sehingga memperlancar interaksi antar warga dunia.
8.      Globalisasi yang memberi pengaruh nilai-nilai positif wajib kita serap, terutama yang tidak menyebabkan benturan dengan budaya kita, misalnya disiplin,  kerja keras, menghargai orang lain, rasa kemanusiaan, demokrasi.
9.      Keterkaitan globalisasi dengan komunikasi politik dapat menangani banyak masalah antarnegara yang dibahas dalam bingkai komunikasi politik internasional, yang tidak melulu masalah politik dan keamanan diantaranya masalah-masalah lingkungan hidup, kesejahteraan, kini juga menjadi masalah bersama di antara banyak Negara, bahkan terkadang terdapat satu masalah yang dibahas secara global oleh masyarakat dalam dialog global civil society, semisal masalah terorisme. Masalah ini bukan lagi notabene masalah pemerintah atau negara saja, tetapi telah menjadi masalah masyarakat.
10.  Sedang dampak negatifnya globalisasi ialah pada kebanyakan negara berkembang akan memunculkan sikap dan tindakan anarkis yang dapat memakan banyak korban diantara sesama. Wawasan kebangsaan semakin terpuruk sehingga dapat menimbulkan disintegrasi bangsa. Seperti munculnya gerakan Papua merdeka dan gerakan Aceh merdeka.















DAFTAR PUSTAKA

Alfian (1990), Komunikasi Politik dan Sistem Politik Indonesia, Gramedia, Jakarta.
Alwi Dahlan (1990), Perkembangan Komunikasi Politik Bidang Kajian dalam Jurnal Ilmu Politik No. 6., Kerjasama AIPI, LIPI, Gramedia, Jakarta.
Deddy Djamaluddin Malik dkk. [ed). 1993. Komunikasi Internasional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Fagen, Richard R (1966), Politics and Communication, Little Brown and Company, USA.
Ghazali, Adeng. 2004. Civic Education. Bandung : Benang Merah Press.
Hafied Cangara (2009), Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi. Rajawali Pers, Jakarta.
Kaid, Lynda, Lee (2004), Handbook off Political Communication Research. Lawrence Erlbaum Associates, Publishers, USA.
Nimmo, Dan (1990), Komunikasi Politik (terjemahan Indonesia), Remaja Karya, Bandung.
Robert Jackson & Georg Sorensen. 2005. Pengantar Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 266
Roland Robertson. 1985. The Relativization of Societies, Modern Religion, and Globalization. Dalam T.Robbins, W. Shepherd, and J. Mc Bride (eds). Cut, Culture, and The Law. 31-42. Chicago, California : Scholar Press.
Sumber lain:
http://www.google=pengaruh globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan daerah.com/
http://google.co.id//Globalisasi dan Budaya


  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar