KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) yang berjudul “Proses Produksi Program Talk Show Dialog Aktual di Stasiun TVRI Pusat Jakarta ”. Penyusunan laporan kuliah kerja praktek ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat program Sarjana Ilmu Komunikasi jurusan jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Budi Luhur.
Dalam penulisan Laporan KKP ini, kami telah banyak mendapat bantuan, bimbingan dan dorongan, baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Akhirnya semua ini dapat terselesaikan, karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Liza Dwi Ratna, S.Sos, M.Si selaku Dekan FIKOM Universitas Budi Luhur.
2. Bapak Bambang Pujiyono, MM, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur atas dorongannya dan bantuannya kepada penulis.
3. Bapak Dr. Drs. Hadiono Afdjani, M.M, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur atas dorongannya dan bantuannya kepada penulis.
4. Bapak Armaini Lubis, S.Sos, MM, selaku Dosen Pembimbing KKP.
5. Bapak Pipiet Irianto selaku Manager Current Affair.
6. Orang tua kami yang telah membantu dan mendukung baik materi dan moril.
7. Segenap karyawan Lembaga Penyiaran Publik TVRI Pusat Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang senantiasa selalu membatu upaya kami selama kegiatan KKP ini.
8. Semua pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga tulisan ini yang masih jauh dari sempurna ini dapat bermanfaat bagi yang membaca, untuk itu saran dan kritik akan sangat berguna bagi penulis untuk masa yang akan datang.
Jakarta, 11 April 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan ................................................................................................................ i
Kata Pengantar ....................................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................. 3
1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan ............................................ 3
1.4 Metode Pengumpulan Data ................................................. 4
1.4.1 Observasi ................................................................. 4
1.4.2 Wawancara .............................................................. 4
1.4.3 Studi Pustaka ........................................................... 4
1.5 Sistematika Penulisan .......................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Komunikasi ....................................................... 7
2.2 Komunikasi Massa ............................................................. 9
2.2.1Ciri-ciri Komunikasi Massa ........................................ 12
2.3 Televisi ............................................................................... 14
2.3.1Penyiaran Televisi ....................................................... 17
2.3.2 Kelebihan Televisi ...................................................... 20
2.3.3 Kelemahan Televisi ................................................... 20
2.4 Jurnalistik ………………………………............................ 24
2.5 Talk Show ........................................................................... 26
2.5.1 Pengertian Talk Show ............................................... 29
2.5.2 Macam – Macam Talk Show ..................................... 30
2.5.3 Pengertian Dialog ........................................................ 32
2.6 Pengertian Produksi ............................................................ 33
BAB III TINJAUAN PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Berdirinya TVRI .................................................... 53
3.2 Makna Logo, Slogan dan Motto TVRI ............................... 55
3.2.1 Logo TVRI ................................................................. 55
3.2.2 Slogan TVRI ............................................................... 55
3.3 Visi dan Misi TVRI ............................................................. 56
3.3.1 Visi ............................................................................. 57
3.3.2 Misi ............................................................................ 62
3.3.3 Motto TVRI ................................................................ 62
3.4 Tujuan Penyiaran TVRI ...................................................... 62
3.5 Target Audience …………………………………………
3.6 Status TVRI ……………………………………………..
3.6.1 Status TVRI Era Orde Baru ………………………
3.6.2 TVRI Era Reformasi ……………………………..
3.6.3 TVRI Dewasa Ini …………………………………
3.6.4 Bagan Struktur Organisasi Program Televisi …….
3.7 Tugas dan Tanggug Jawab …………………………….
3.7.1 Direktur Utama ………………………………….
3.7.2 Direktorat Berita ……………………………………
3.7.3 Direktorat Program …………………………………
3.7.4 Direktorat Teknik …………………………………..
3.7.5 Direktorat Keuangan ……………………………….
3.7.6 Direktorat Umum …………………………………..
3.8 Tugas Tanggung Jawab Pelaksana Produksi Talk Show ..
3.8.1 Producer ……………………………………………
3.8.2 Program Director ………………………………….
3.8.3 Technical Director ………………………………...
3.8.4 Floor Director …………………………………….
3.8.5 Lighting Director …………………………………
3.8.6 Audio Technician ………………………………...
3.8.7 Switcher ………………………………………….
3.8.8 Editor …………………………………………….
3.8.9 Camera Operator ………………………………
3.8.10 Desain Grafis ………………………………….
3.8.11 Penata Rias ……………………………………
3.8.12 Propertyman …………………………………
3.8.13 Penata Busana ………………………………..
3.8.14 Host ………………………………….............
BAB IV PEMBAHASAN DAN PERMASALAHAN
4.1 Pembasahasan ..................................................................... 66
4.2 Permasalahan ....................................................................... 68
4.2.1 Masalah Teknis ....................................................... 68
4.2.2 Masalah Non Teknis ............................................... 68
4.3 Pemecahan Masalah ........................................................... 69
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ......................................................................... 71
5.2 Saran ................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi merupakan hal terpenting untuk berinteraksi maupun bersosialisasi dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kodratnya, manusia adalah mahluk sosial untuk hidup dalam kebersamaan dan saling membutuhkan satu dengan lainnya. Oleh karena itu maka diperlukannya sebuah komunikasi yang efektif. Komunikasi dalam artian sederhana adalah sebuah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Dengan adanya komunikasi maka semakin mempermudah kita dalam berinteraksi maupun bersosialisasi antara satu dengan lainnya, bahkan dengan melakukan komunikasi, seseorang akan saling berbagi pengalaman, wawasan, ilmu dan lain sebagainya.
Komunikasi merupakan sebuah informasi atau pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan, oleh karena itu informasi atau pesan agar dapat efektif diterima oleh khalayak, maka bermunculanlah berbagai media massa, baik elektronik maupun cetak. Media elektronik yaitu televisi dan radio, sedangkan media cetak berupa surat kabar, majalah dan lain-lain. Alat komunikasi zaman dahulu dalam menyampaikan informasi atau pesan kepada khalayak masih menggunakan radio dengan kekuatannya terletak pada audio (suara). Dengan seiring perkembangan zaman, maka tidak dipungkiri teknologi komunikasi berkembang pula, oleh karena itu muncullah media massa televisi yang menggunakan kekuatannya atau penyajiannya melalui audio (suara) dan visual (gambar). Dalam penyajian media massa televise, audio dan visual saling berhubungan erat, dimana penyajian dalam bentuk visual (gambar) dijelaskan melalui audio (suara).
Dengan berkembangnya kemajuan teknologi dan seiring berjalanya waktu, membuat informasi semakin berkembang. Agar sebuah informasi atau pesan dapat tersalurkandengan efektif, maka diperlukannya suatu wadah, sehingga bermunculan berbagai stasiun televisi, baik televisi lokal maupun televisi nasional. Stasiun televisi pertama di Indonesia yaitu stasiun TVRI (Televisi Republik Indonesia), berdiri dan pertama kali bersiaran pada tanggal 17 Agustus 1962.
Televisi adalah salah satu media komunikasi massa yang paling diminati oleh sebagian masyarakat luas dalam menyampaikan pesan dan informasi. Media massa seperti televisi mampu menyampaikan pesan melalui audio dan visual sehingga khalayak sebagai penerima pesan lebih mudah dalam mencerna pesan yang disampaikan. Jangkauan televisi relatif sudah meluas serta komunikatif karena televisi dapat menjangkau pelosok-pelosok yang sebelumnya sulit dijangkau.
TVRI (Televisi Republik Indonesia) adalah salah satu stasiun pertama yang hadir atau muncul di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, maka bermunculanlah stasiun-stasiun televis swasta baik lokal maupun Nasional yang siap bersaing, diantaranya : RCTI, TPI, ANTV, INDOSIAR, SCTV, TRANS TV, TRANS 7, GLOBAL TV, O CHANNEL, JAK TV, ELSHINTA TV, CTV BANTEN, dan lain-lain.
Semakin ketatnya persaingan pertelevisian di Indonesia, sehingga untuk mendapat perhatian penonton atau khalayak, adalah salah satu faktor yang mendorong semua stasiun televisi saling membuat program acara yang bermacam - macam. Program - program acara yang disajikan itu baik dalam bentuk informasi talk show politik, social, ekonomi, kriminal, pendidikan, hiburan wisata kuliner dan juga kesehatan. Dengan banyaknya program acara dapat mendukung juga dalam perolehan iklan sebanyak - banyaknya demi membiayai perusahaan.
Kendati pun saat ini banyak stasiun-stasiun televisi yang menyajikan program acara secara record maupun live dengan variasi-variasi yang berbeda. Penulis akan membahas lebih luas mengenai program acara berita warta malam di stasiun TVRI (Televisi Republik Indonesia) sesuai praktek dan penelitian yang dilakukan. Salah satu program acara yang turut mendukung perubahan dan majunya TVRI adalah Program Talk Show Dialog Aktual yang ditayangkan setiap hari senin sampai kamis pada pukul 16.00 – 17.00 WIB. Sebuah program acara talk show dialog aktual yang menginformasikan semua kejadian dan kegiatan di Indonesia, baik itu politik, social, kriminal, ekonomi, pendidikan, hiburan dan juga budaya.
TVRI sendiri mempunyai visi dan motto sebagai media independen, professional, terpercaya, informative yang semakin dekat di hati pemirsanya dan TVRI menonjolkan program talk show diantaranya, dialog actual, bincang malam, dan lain-lain.
Dengan karakter informasi dialog yang tegas, lugas, actual, penting dan terpercaya, TVRI terus berusaha konsisten dalam menyajikan program acara talk show, agar semua informasi dalam talk show ini bisa disampaikan secara efektif dan di mengerti oleh penonton atau khalayak Indonesia. Program tersebut ditayangkan secara live mulai pukul 16.00 – 17.00 WIB. Dengan latar belakang ini maka penulis mengambil judul “Proses Produksi Program Talk Show Dialog Aktual di Stasiun TVRI Pusat Jakarta ”
1.2 Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan dan judul laporan KKP tersebut diatas, maka rumusan maslah laporan ini adalah “Bagaimana Proses Produksi Program Talk Show Dialog Aktual di Stasiun TVRI Pusat Jakarta?”
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah :
1. Untuk memenuhi syarat kelulusan mata Kuliah Kerja Praktek (KKP) dalam Program Studi Ilmu Komunikasi, Jurusan Broadcast Journalism Universitas Budi Luhur, Jakarta.
2. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan pada produksi program acara Dialog Aktual di stasiun TVRI (Televisi Republik Indonesia) Pusat, Jakarta.
1.4 Metode Pengumpulan Data
1.4.1 Observasi
Metode observasi ini, penulis lakukan dengan mengamati proses pembuatan produksi program acara pada dialog actual secara langsung ketika penulis melakukan kerja praktek di stasiun TVRI pusat, Jakarta dengan memperhatikan kegiatan proses produksi program talk show dialog aktual.
1.4.2 Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan Tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan. Yang dimaksud sepihak disini, yaitu menerangkan perbedaan tingkat kepentingan antara kedua belah pihak. (Hadi, 1993:63)
Dalam memperoleh data pada penelitian untuk penulisan KKP ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data wawancara. Dengan wawancara ini data yang diperoleh adalah berupa kutipan langsung dari orang-orang, megenai pengalaman, pendapat dan pengetahuan dalam pengalamannya.
1.4.3 Studi Kepustakaan
Pengumpulan data pustaka, diperoleh dari berbagai buku referensi yang digunakan sebagai penunjang dan pelengkap yang berhubungan dengan materi penulisan laporan KKP. Terutama buku-buku referensi jurnalistik dari beberapa penulis peroleh dari perpustakaan dan diktat perkuliahan.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi teori-teori komunikasi yang digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam penyusunan laporan ini. Seperti teori mengenai komunikasi massa, jurnalistik, berita dan sebagainya.
BAB III TINJAUAN PERUSAHAAN
Bab ini berisi berbagai informasi mengenai perusahaan tempat penulis melakukan kerja praktek, seperti sejarah, visi dan misi, struktur perusahaan dan sebagainya.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisi penjelasan atas rumusan masalah yang telah dikemukakan pada bab pendahuluan beserta solusi atas permasalahan yang ada.
BAB V KESIMPULAN
Bab ini berisi kesimpulan dari laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini, serta saran permasalahan yang ada, baik untuk penulis maupun bagi pihak TVRI Pusat, Jakarta.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communikatio atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Definisi komunikasi menurut Everett M. Rogers adalah “proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud mengubah tingkah laku mereka”. Menurut Harold Lasswell, “cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut : Who says what in which channel to whom with what effect? Atau siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana? Dari definisi tersebut diatas, penulis menyimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi dari komunikator kepada komunikan dengan menimbulkan kesamaan dan saling pengertian.
Komunikasi pada umumnya diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan masalah hubungan atau saling tukar menukar pikiran atau pendapat. Termasuk kegiatan seseorang untuk mengubah pendapat dan tingkah laku orang alin. 2.2 Komunikasi Massa
Menurut Meletzke komunikasi massa adalah “setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada public yang tersebar”. Unsur-unsur komunikasi massa menurut Wright, yaitu :
a. Jumlah khalayak relative besar, heterogen, sumber informasi anonym.
b. Pengalaman terpaan informasi bersifat public dan cepat.
c. Sumber kerja melalui suatu organisasi media yang rumit.
d. Pesan mungkin mewakili banyak orang atau pihak yang berbeda. 2.2.1 Ciri-ciri Komunikasi massa
Komunikasi massa mempunyai cirri-ciri , yaitu :
a. Komunikatornya terlembaga
b. Khalayak sasaran
c. Isi Pesan
d. Waktu penyampaian
e. Bersifat satu arah
f. Menggunakan unsure isi dari hubungan
g. Feedback dalam komunikasi massa
h. Stimulasi alat indera terbatas. 2.3 Televisi
Televisi berasal dari kata tele, yang berarti jauh dan vision, yang berarti tampak. Penulis artikan bahwa televise berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh.
2.3.1 Penyiaran Televisi
TVRI (Televise Republik Indonesia) merupakan stasiun pertama kali yang bersiaran di Indonesia pada tahun 1962, saat itu TVRI menyiarkan secara langsung upacara hari ualang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-17, pada tanggal 17 Agustus 1962. Dimana siaran tersebut masih dalam masa uji coba. Resminya TVRI bersiaran dimulai pada 24 Agustus 1962, pukul 14.30 WIB, dimana menyiarkan secara langsung upacara pembukaan Asian Games ke-4 dari stadion utama Gelora Bung Karno.
Selama 27 tahun masyarakat Indonesia hanya dapat menonton pada satu satsiun televise, yaitu TVRI (Televisi Republik Indonesia, karena pada saat itu hanya TVRI lah yang pertama kali berdiri atau muncul dan bersiaran. Pada tahun 1989, pemerintah memberikan izin operasi kepada lembaga penyiaran Bimantara untuk membuka stasiun televise yaitu RCTI yang merupakan stasiun televise swasta pertama di Indonesia, kemudian muncul TPI, SCTV, Indosiar, ANTV.
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi komunikasi, kebutuhan masyarakat Indonesia akan informasi semakin bertambah. Maka pada tahun 2000 bermunculan lah stasiun-satasiun televise swasta nasional maupun stasiun televise local, seperti Metro TV, Lativi, Trans TV, Trans 7, Global TV, dan lain-lainnya.
Pada tahun 2002 Undang-Undang Penyiaran disahkan, maka jumlah stasiun-stasiun televise swasta nasional maupun local bermunculan, seperti di daerah, terbagi dalam empat kategori, yaitu televise public, swasta, berlangganan serta komunitas. Hingga di tahun Juli 2002 masyakat Indonesia memiliki pesawat televise mencapai kurang lebih 25 juta. Kini penonton televise di Indonesia memiliki bayak pilihan dalam menikmati setiap channel-channel program acara televise.
2.3.2 Kelebihan Televisi
Memang media massa masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangnya. Media massa televise memiliki kelebihan dibandingkan media massa lainnya, yaitu :
1. Lebih hidup
Informasi televise dapat dilihat dengan lebih lengkap dan lebih hidup, karena ada gambarnya, sehingga pemirsa dapat melihat langsung informasi yang di tayangkan.
2. Lebih dekat
Dengan visualisasi yang bagus dari tayangn televise, pemirsa dapat mersa lebih dekat, baik terhadap lokasi peristiwa maupun perasaan sesuatu yang di tayangkan. 2.3.3 Kelemahan Televisi
Kelemahan dari televise ialah :
1. Siarannya cepat hilang dan gampang dilupakan
2. Sajian informasinya bersifat global
3. Waktu siarannya dibatasi hanya 24 jam, tidak seperti media cetak yang dapat menambah halaman dengan bebas
4. Program yang dinikmati disajikan berdasarkan urutan yang sudah dipersiapkan dan tidak bisa melompat-lompat seperti media cetak yang bisa dibaca dari manapun sesuka hati.
5. Sangat mungkin mendapat gangguan gambar. 2.4 Jurnalistik
Kata journal berasal dari bahasa Prancis, dalam bahasa Indonesia jurnalistik yang artinya catatan harian. Secara spesifik jurnalistik adalah kegiatan pencatatan atau pelaporan dan penyebaran informasi atau pesan mengenai kejadian sehari-hari yang actual, terpercaya, penting dan uptudate.
Menurut sejarahnya, jurnalistik abad XVII dan XVIII merupakan kegiatan profesi tersendiri berdampingan dengan para pengusaha percetakan dan pejabat pemerintahan. Pada abad XIX muncul spesialisasisejalan dengan perkembangan srana media massa. Tahun 1950-an, spesialisasi bidang jurnalistik, dikelompokkan menurut :
1. Sarana atau media, yaitu media cetak : Jurnalistik harian, majalah dan kantor berita; media elektronik : Jurnalistik radio, televise dan film.
2. Bidang kerja, yaitu dalam negeri, parlemen, ekonomi, keuangan, olah raga, kebudayaan, ilmu penegtahuan dan lain-lain. 2.5 Talk Show
2.5.1 Pengertian Talk Show
Salah satu format yang sering digunakan televisi dalam menampilkan wacana ”serius” adalah talk show. Talk show merupakan wacana broadcast yang bisa dilihat sebagai produk media maupun sebagai talk oriented terus-menerus. Sebagai produk media, talk show dapat menjadi ‘teks’ budaya yang berinteraksi dengan pemirsanya dalam produksi dan pertukaran makna. Sebagai sebuah proses dialog, talk show akan memperhatikan masalah efisiensi dan akurasi, pada aspek : kontrol pembawa acara, kondisi partisipan dan even evaluasi audiens.
Definisi talk show menurut Farlex (2005) dalam The Free Dictionary : A television or radio show in which noted people, such us authorities in a particular field, participate in discussion or are interviewed and often answer question from viewersorlisteners. (Sebuah acara televisi atau radio, yang mana orang terkemuka, seperti seorang ahli dalam bidang tertentu, berpartisipasi dalam diskusi atau diwawancarai dan kadangkala menjawab pertanyaan dari pemirsa atau pendengar.) Talk show mempunyai ciri tipikal : Menggunakan percakapan sederhana (casual conversation) dengan bahasa yang universal (untuk menghadapi heterogenitas khalayak). Tema yang diangkat mestilah benar-benar penting (atau dianggap penting) untuk diketahui khalayak atau setidaknya menarik bagi pemirsanya. Wacana yang diketengahkan merupakan isu (atau trend) yang sedang berkembang dan hangat di masyarakat.
Berdasarkan Keputusan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 009/SK/KPI/8/2004 Tentang Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran Komisi Penyiaran Indonesia pada Pasal 8 disebutkan bila program talk show termasuk di dalam program faktual. Adapun pengertian program faktual merujuk pada program siaran yang menyajikan fakta non-fiksi.
2.5.2 Macam-macam Talk Show
Sebenarnya talk show dikategorikan menjadi dua, yaitu:
1. Talk show yang sifatnya ringan dan menghibur
2. Talk show yang sifatnya formal dan serius
Talk show yang sifatnya formal dan serius umumnya termasuk dalam kategori berita, sementara talk show yang sifatnya ringan dan menghibur termasuk dalam kategori informasi.
Untuk kategori yang kedua ini, talk show biasanya disampaikan dalam suasana yang santai dan penuh keakraban dengan mengundang satu atau lebih narasumber untuk membahas topik yang sedang hangat. Topik-topik yang sifatnya ringan dan mudah dicerna oleh pemirsa. Suasana santai dan ringan itu juga tercermin dari kepiawaian sang tuan rumah acara (host) alias moderator yang menghidupkan suasana dengan komentar-komentar atau ulah jahil yang memancing tawa.
2.5.3 Pengertian Dialog
Secara sederhana, dialog adalah percakapan antara orang-orang dan melalui dialog tersebut, dua masyarakat/kelompok atau lebih yang memiliki pandangan berbeda-beda bertukar ide, informasi dan pengalaman. Deep dialogue atau dialog mendalam, dapat diartikan bahwa percakapan antara orang-orang tadi (dialog) harus diwujudkan dalam hubungan yang interpersonal, saling keterbukaan, jujur dan mengandalkan kebaikan (GDI, 2001 dalam Sri Untari). Sedangkan ciritical thinking (berpikir kritis) adalah kegiatan berpikir yang dilakukan dengan mengoperasikan potensi intelektual untuk menganalisis, membuat pertimbangan dan mengambil keputusan secara tepat dan melaksanakannya secara benar.
2.6 Pengertian Produksi
Produksi adalah kegiatan yang menghasilkan sesuatu. Dalam artian produksi yang dimaksud ialah kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan serta membuat program acara televise.
Kegiatan produksi program acara dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
- Tahap pra produksi, yaitu : Tahapan sebuah pembentukkan idea tau gagasan untuk menjadi acuan ketika akan melaksanakan kegiatan produksi.
- Tahap produksi, yaitu : Tahapan proses penyiaran materi sebuah program acara dalam kemasan menarik dan disiarkan secara langsung maupun tidak langsung kepada khalayak melelui sebuah lembaga atau wadah media televise.
- Tahap pasca produksi, yaitu : Tahapan proses editing dan evaluasi dari keseluruhan kegiatan mulai dari pra produksi sampai produksi.
Dapat diartikan bahwa tahap pra produksi, tahap produksi dan pasca produksi merupakan sebuah kegiatan pembuatan program acara televise secara keseluruhan sampai kepada proses disiarkan kepada khalayak.
BAB III
TINJAUAN PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Berdirinya TVRI
Awal terbentuknya TVRI (Televisi Republik Indonesia), yaitu ketika bangsa Indonesia terpilih sebagai penyelenggara ASIAN GAMES IV yang diadakan di Jakarta, oleh sebab itu, agar terselenggaranya dalam menyiarkan ASIAN GAMES IV tersbut secara Internasional, maka pemerintah Indonesia memutuskan untuk membangun sebuah stasiun televise di Jakarta.
Tanggal 17 Agustus 1962, TVRI melakukan siaran perdananya yang sebagai siaran uji coba, yaitu siaran secara langsung upacara peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI resmi mengudara atau siaran dalam penayangan upacara pembukaan ASIAN GAMES IV, dan sebagai hari jadi berdirinya Televisi Republik Indonesia atau yang lebih dikenal dengan singkatan TVRI, melalui Kepres RI No. 215 Tahun 1963, maka terbentuklah yayasan Televisi Republik Indonesia.
3.2 Makna Logo dan Slogan TVRI
3.2.1 Logo TVRI
Secara simbolis, bentuk logo ini menggambarkan “layanan public informative, komunikatif, elegan, dan dinamis” untuk mewujudkan visi dan misi TVRI, TVRI sebagai media public memiliki fungsi control dan perekat social dalam memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.
Bentuk lengkung yang berawal pada huruf T dan berakhir pada huruf I dari huruf TVRI dengan membentuk seperti huruf “P” mengandung 5 makna layanan informasi dan komunikasi menyeluruh, yaitu “P” sebagai huruf awal dari kataPUBLIK yang berarti “memberikan layanan informasi dan komunikasi kepada masyarakat dengan jangkauan Nasional dalam upaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia”.
5 Makna “P” tersebut, yaitu :
1. P : Sebagai huruf awal dari kata Perubahan, artinya : Membawa Perubahan kea rah yang lebih sempurnah.
2. P : Sebagai huruf awal dari kata Perintis, artinya : Merupakan Perintis pertelevisian Indonesia.
3. P : Sebagai huruf awal dari kata Pemersatu, artinya : Merupakan lembaga penyiaran public yang mempersatukan bangsa Indonesia dari sabang sampai merauke yang terdiri atas ribuan pulau.
4. P : Sebagai huruf awal dari kata Pilihan, artinya : Menjadi Pilihan alternative tontonan masyarakat Indonesia dari berbagai segmen dan
lapisan masyarakat.
Sedangkan bentuk elips dengan ekor yang runcing dan dinamis, melambangkan komet yang bergerak cepat dan terarah serta bermakna gerakan perubahan yang cepat dan terencana menuju televise public yang sempurnah.
Bentuk tipografi TVRI member makan elegan dan dinamis, siap mengantisipasi perubahan dan perkembangan zaman serta tuntutan masyarakat.
Warna biru bermakna elegan, jernih, cerdas, arif, informative dan komunikatif. Sedangkan perubahan warna jingga ke warna merah, melambangkan sinar atau cahaya yang membawa kepada pencerahan untuk ikut bersam mencerdaskan kehidupan bangsa serta mempunyai makna : Semangat serta dinamika perubahan menuju kea rah yang lebih sempurnah.
3.2.2 Slogan TVRI
TVRI menggunakan slogan yang baru, yaitu : “Makin Dekat di Hati”, pengertian slogan ini, dimana TVRI menjadi lebih menarik, memberikan nuansa yang baru bagi penonton setia TVRI.
3.3 Visi dan Misi TVRI
3.3.1 Visi
TVRI selaku media independen, professional, terpercaya dan pilihan bangsa Indonesia, dalam keberagaman usaha dan program serta jaringan penyiaran berkualitas yang ditujukan untuk melayani kepentingan masyarakat dalam upaya memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melestarikan nilai budaya bangsa, untuk memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.
3.3.2 Misi
1. Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang utama.
2. Mengembangkan TVRI menjadi media perekat social untuk persatuan dan kesatuan bangsa dan media sebagai control social yang dinamis.
3. Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra Negara Indonesia dimata dunia Internasional.
4. Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajkan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan kebudayaan daerah juga memperhatikan komunitas yang terabaikan.
3.3.3 Motto TVRI
Selain memiliki visi dan misi TVRI juga memiliki suatu motto yaitu :
“Menjalin Persatuan dan Kesatuan” yang memiliki arti bahwa TVRI ini merupakan milik bersama dan mempunyai rasa peduli terhadap pendidikan bangsa, kebudayaan kebangsaan, sehingga akan ikut mengantarkan masa depan kehidupan bangsa yang makin cedas, sejahtera dan maju.
3.4 Tujuan Penyiaran TVRI
Memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman serta bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dalam rangka membangun masyarakat bangsa Indonesia yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera serta menumbuhkan industry penyiaran Indonesia. (Pasal 3 UU No. 32/Th. 2002, tentang Penyiaran).
3.5 Target Audience
Segmentasi atau sasaran audience TVRI yaitu semua kalangan yang terdiri dari anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua, karena program-program acara yang ditayangkan dapat ditonton oleh semua kalangan atau masyarakat umum.
3.6 Status TVRI
3.6.1 Status TVRI Era Orde Baru
Tahun 1974, TVRI merupakan bagian dari organisasi serta tata kerja Departemen Penerangan, yang berstatus Direktorat, dimana langsung bertanggung jawab pada Direktur Jendral Radio, Televisi dan Film (Departemen Penerangan Republik Indonesia).
TVRI sebagai alat komunikasi pemerintah atau Negara Indonesia, adapun tugas TVRI adalah :
- Menyampaikan informasi mengenai kebijakan pemerintah kepada rakyat.
- Menciptakan lalu lintas du jalur (two-way traffic) dari rakyat untuk pemerintah selama tidak mendiskreditkan usaha-usaha pemerintah.
- Membangun Negara Indonesia yang modern, masyarakat yang aman, adil, tertib dan sejahtera dengan tujuan agar setiap warga Negara Indonesia mengenyam kesejahteraan lahiriah dan mental spiritual.
3.6.2 Status TVRI Era Reformasi
Juni 2000, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2000 tentang perubahan status TVRI menjadi perusahaan Jawatan (Perjan), dimana secara kelembagaan berada dibawah pembinaan dan pertanggung jawaban kepada Departemen Keungan Republik Indonesia.
Oktober 2001, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 2001 tentang Pembinaan Perusahaan Jawatan TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN urusan organisasi dan Departemen Keuangan Republic Indonesia (DepKeu RI untuk urusan keuangan).
17 April 2002, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2002, stasiun TVRI diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) TVRI dibawah pengawasan Departemen Keungan RI dan Kantor Menteri Negara BUMN.
3.6.3 TVRI Dewasa Ini
Dengan perubahan status TVRI dari Perusahaan Jawatan ke Televisi Publik sesuai dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang penyiaran, maka TVRI deberikan masa transisi selam 3 tahun dengan mengacu kepada Peraturan No. 9 Tahun 2002, dimana disebutkan TVRI berbentuk PERSERO (PT).
TVRI dalam bentuk PERSERO masuk dalam masa transisi, sehingga pemerintah berharap Direksi TVRI dapat melakukan pembenahan manajemen, struktur organisasi, sumber daya manusia(SDM) dan keuangan. Selama 3 tahun masa transisi, TVRI benar-benar teruji agar dapat belajar mandiri dengan mendapatkan dana dari berbagai sumber diantaranya dengan kerjasama dengan pihak luar, baik swasta maupun sesama BUMN dalam meningkatkan profesioanalisme kerja karyawan dan juga dapat diharapkan memenuhi criteria yang disyaratkan oleh undang-undang penyiaran sebagai stasiun televise disukai dan diminati masyarakat bangsa Indonesia maupun luar negeri.
3.6.4 Bagan Struktur Organisasi Program Talk Show
Gambar. 1.1
Gambar. 1.2
3.7 Tugas dan Tanggung Jawab
3.7.1 Direktur Utama
Bertugas mengkoordinasikan dan memimpin tugas-tugas para anggota direksi dalam menjalankan bidang masing-masing dan melakukan pengawasan terhadapa pelaksanaan tugas di semua unsur TVRI.
Spesifikasi tugas direktur utama, diantaranya :
1. Pengkoordinasian tugas para anggota direksi
2. Pengaturan tugas-tugas para anggota direksi
3. Pengawasan pelaksanaan tugas semua unsur di lingkungan TVRI
Dalam menjalankan tugasnya, DirekturUtama dibantuoleh :
1. Sekretariat perusahaan
2. Satuan pengawas intern
3.7.2 Direktorat Berita
Dipimpin oleh direktur pemberitaan, yang bertugas menetapkan kebijakan, melaksakan pembinaan dan menyelenggarakan kegiatan di bidang berita serta bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan pemberitaan.
Fungsi-fungsinya adalah :
1. Penetapan kebijakan di bidang produksi penyiaran acara pemberitaan
2. Penetapan kebijakan di bidang pendukung produksi dokumentasi acara pemberitaan
3. Pembinaan penyelenggaraan produksi siaran berita di lingkungan kerja TVRI
4. Pengkoordinasian serta pengawasan pelaksanaan tugas produksi siaran berita secara keseluruhan satuan kerja di stasiun TVRI
Status kerja Direktorat Berita :
1. Bidang produksi pemberitaan
2. Bidang pemberitaan
3. Sekretariat
4. Kelompok fungsional
3.7.3 Direktorat Program
Dipimpin oleh Direktur yang bertugas menetapkan kebijakan, melaksanakan pembinaan serta menyelenggarakan kegiatan di bidang siaran, produksi, pemasaran dan penjualan.
Fungsi Direktorat Program, yaitu :
1. Penyelenggaraan tayangan teknis administrasi program
2. Pembinaan serta penyelenggaraan jasa produksi acara
3. Pembinaan serta penyelenggaraan operasional siaran
4. Pembinaan serta penyelenggaraan pemasaran penjualan
5. Pengawasan serta pengkoordinasian pelaksanaan produksi, siaran, penjualan, pemasaran keseluruhan satuan kerja di stasiun TVRI.
Direktorat Program terbagi menjadi :
1. Sekretariat
2. Kelompok funsional
3. Bidang produksi
4. Bidang pemasaran serta penjualan
5. Bidang siaran
3.7.4 Direktorat Teknik
Dipimpin oleh direktur teknik, yang bertugas menetapkan kebijkan, melaksanakan penyelenggaraan serta pembinaan kegiatan bidang teknik.
Fungsi Direktur Teknik, yaitu :
1. Perencanaan, pengendalian serta pengevaluasian pemeliharaan peralatan teknik
2. Perencanaan, pengendalian serta pengevaluasian pengadaan peralatan teknik dan prasarana.
3. Perencanaan, pengendalian serta pengawasan pengembangan peralatan teknik
4. Perencanaan, pengendalian serta pengevauasian opersional dan penggunaan peralatan teknik
5. Perencanaan, pengendalian serta pengawasan SDM teknik
6. Pengendalian asset serta fasilitas teknik untuk komersial
7. Pelaksanaan pembinaan keseluruhan teknik satuan kerja di stasiun TVRI
8. Perencanaan, pengendalian serta pengawasan pengelolaan teknologi informasi
9. Pengkoordinasiandan pengawasan pelaksanaan tugas penyelenggaraan kegiatan keseluruhan teknik satuan kerja di satasiun TVRI
Direktorat teknik terbagi menjadi :
1. Sekretariat
2. Bidang kerjasama teknik serta teknologi informasi
3. Bidang teknik produksi serta penyiaran
4. Bidang teknik transmisi serta prasarana
5. Kelompok fungsional
3.7.5 Direktorat Keuangan
Dipimpin oleh direktur yang bertugas menetapkan kebijakan, melaksanakan pembinaan serta penyelenggaraan kegiatan di bidang keuangan.
Fungsi Direktorat Keuangan, yaitu :
1. Perencanaan jasa konsultasi bidang keuangan
2. Pengkoordinasian mekanisme pengelolaaan keuangan serta akuntasi
3. Perencanaan serta pengusulan sumber dana untuk pengelolaan kegiatan opersional perusahaan
4. Perencanaan anggaran TVRI yang meliputi anggaran program, non-program, permodalan dan investasi
5. Perencanaan pengelolaan anggaran kas serta modal kerja perusahaan, termasuk pengelolaan hutang serta piutang perusahaan
6. Laporan keuangan keseluruhan satuan kerja di stasiun TVRI
7. Pembinaan keuangan keseluruhan satuan kerja di stasiun TVRI
8. Pelaksanaan analisis anggaran, keungan dan laporan keungan
9. Pengkoordinasian pembuatan laporan keuangan berupa neraca, rugi laba serta laporan perubahan arus kas dan laporan lainnya mengenai keuangan
10. Pengendalian serta evaluasi anggaran keuangan
11. Pengkoordinasian serta pengawasan pelaksanaan penyelengaraan anggaran keuangan serta akutansi keseluruhan satuan kerja di stasiun TVRI
Direktorat Keuangan terbagi menjadi :
1. Sekretariat
2. Bidang akutansi serta perpajakan
3. Bidang anggaran
4. Bidang keuangan
5. Kelompok fungsional
3.7.6 Direktorat Umum
Dipimpin oleh Direktur yang bertugas menetapkan kebijakan, melaksanakan pembinaan serta penyelenggaran kegiatan di bidang umum serta SDM.
Fungsi Direktorat Umum terbagi menjadi :
1. Penetapan kebijaksanaan pengelolaan SDM
2. Penetapan kebijaksanaan proses pengadaan barang, pengadaan jasa serta pendistribusian
3. Penetapan kebijaksanaan pengembangan, pembangunan serta perawatan sarana dan prasarana umum dan pengelolaan asset
4. Pengkoordinasian serta pengawasan pelaksanaan tugas penyelenggaraan kegiatan umum dan SDM keseluruhan satuan kerja di stasiun TVRI
5. Pembinaan kegiatan bidang umum serta personalia keseluruhan satuan kerja di stasiun TVRI
Direktorat Umum terdiri dari :
1. Bidang sumber daya manusia (SDM)
2. Sekretaiat
3. Kelompok fungsional
4. Bidang prasarana umum
5. Bidang pengadaan serta logistic
3.8 Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Produksi Talk Show
3.8.1 Produser
Produser adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap perencanaan suatu acara siaran. Seperti pada penjelasan awal, bahwa lima acuan siaran yang pertama adalah ide. Ide ini dapat langsung dari producer atau dari orang lain, selanjutnya ide ini dituangkan menjadi suatu naskah setelah sebelumnya dikumpulkan data-data yang diperlukan, penulis naskah melaksanakan tugasnya sesuai dengan format yang telah direncanakan. Seorang produser harus mempunyai kepekaan dalam hubungannya dengan kepentingan Audience / public, sehingga setiap ide yang diproduksi dapat mewakili kepentingan penonton.
3.8.2 Director / Program Director (Pengarah Acara)
Program director (Pengarah acara) adalah orang yang mempunyai profesi untuk melaksanakan ide dari produser menjadi suatu karya audio visual. Naskah dari produser harus dapat diterjemahkan oleh pengarah acara ke dalam suatu susunan gambar dan suara. Pengarah acara bertugas untuk mengatur dan mengendalikan produksi suatu acara siaran hingga pada Penayangannya. Dalam melaksanakan tugasnya, pengarah acara bertindak sebagai pimpinan dan panutan dari seluruh kerabat kerjanya, karena itu ia harus bertindak secara konseptual. Tugas yang kompleks dari seorang pengarah acara pada umumnya tidak bisa ditangani sendiri, oleh karena itu pengarah acara selalu dibantu oleh asisten pengarah acara (assistant director).
3.8.3 Technical Director (TD)
Technical Director adalah seorang yang bertanggung jawab penuh dalam
mempersiapkan segala peralatan dan tenaga teknik yang diperlukan dalam setiap produksi acara siaran televisi. Ia juga selalu memberikan saran yang bersifat teknis kepada Program Director (Pengarah Acara) pada saat pertemuan produksi.
3.8.4 Floor Director (FD)
Floor Director biasanya dirangkap oleh Assistant Director yang
merupakan wakil Pengarah Acara di dalam studio, dimana FD akan bertindak sebagai penghubung dalam menyampaikan pesan-pesan Pengarah Acara kepada kerabat kerja dan para artis berupa tanda-tanda saat akan di mulai dan berakhirnya suatu adegan atau suatu acara.
3.8.5 Lighting Director
Lighting Director bertanggungjawab terhadap keberhasilan tata cahaya di
studio baik secara artistik maupun membuat keadaan natural sesuai dengan tuntutan naskah.
3.8.6 Audio Technician (Penata Suara)
Penata Suara yaitu petugas teknisi yang mempunyai profesi khusus mengatur perimbangan suara dari berbagai sumber, dengan jalan melakukan perekayasaan dalam penempatan mikrofon dan mengatur level suara melalui peralatan audio system.
3.8.7 Switcher
Switcher bertugas untuk pergantian gambar baik atas permintaan Pengarah Acara atau sesuai dengan shooting script yang telah disusun sebelumnya.
3.8.8 Editor (Penyunting / Pemadu Gambar)
Editor bertugas untuk menyeleksi, memadukan gambar dan suara sesuai
dengan naskah atau shooting script, agar gambar dan suara menjadi sinkron dan menjadi suatu paket acara siaran sesuai dengan yang di kehendaki oleh naskah.
3.8.9 Camera Operator
Adalah orang yang mengoperasikan kamera guna menghasilkan gambar
sesuai dengan perintah Pengarah Acara atau tuntutan shooting script. Itu sebabnya seorang kamerawan adalah tangan kanan Pengarah Acara, karena harus selalu berhubungan agar memudahkan untuk menginterpretasikan rasa seni yang dimiliki oleh seorang Pengarah Acara. Seorang kamerawan harus mempunyai rasa seni, terutama seni komposisi gambar. Dengan adanya rasa seni atau sense of art dari seorang kamerawan maka akan membantu menghasilkan sebuah karya artistik audio-visual yang tinggi. Sebenarnya masih banyak lagi kerabat kerja lainnya yang terlibat dalam suatu produksi acara siaran televisi seperti Penata Rias, Penata Busana, Unit Manajer, dan lain-lain. Itu semuanya dalam pelaksanaannya di bawah kendali
Pengarah Acara. Oleh sebab itu, Pengarah Acara sebagai orang pertama dalam pelaksanaan produksi harus memiliki kemampuan Human Relations yang baik di dalam menghadapi kerabat kerjanya.
3.8.10 Desain Grafis
Bertugas dan mempunyai keahlian dalam mendesain dan menentukan variasi-variasi bentuk visual serta mengkreasi bagian graphic, titlecard, peta serta objek-objek tiga dimensi sebagai satu kelompok desain dalam konstruksi artistic.
3.8.11 Penata Rias
Bertugas dalam make-up wajah artis, nara sumber dan host untuk memberikan kesan yang baik sesuai kebutuhan.
3.8.12 Propertyman
Bertugas dan bertanggung jawab menyiapkan dan pengaturan beberapa property dalam proses shooting.
3.8.13 Penata Busana
Bertugas dan bertanggung jawab mengatur spesifik wardrobe (busana) yang digunakan dalam produksi dengan sesuai tema.
3.8.14 Host
Bertugas dan bertanggung jawab dalam wawancara dengan nara sumber serta menjaga acara agar acara berjalan dengan sesuai waktu yang ditentukan rundown.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN PEMECAHAN MASALAH
4.1 Pembahasan
Setelah lebih kurang satu bulan kami melaksanakan kegiatan kuliah kerja praktek (KKP) di Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI). Kami melakukan kegiatan dan membantu yang berhubungan dengan proses produksi program talk show dialog actual.
Hasil dari berbagai penelitian tersebut, kami mendapatkan manfaat selama mengikuti kegiatan KKP di LPP TVRI serta kami dapat mengetahui dan memahami antara ilmu teori yang kami dapatkan di perkuliahan serta dapat dipraktekkan langsung di lapangan.
Tujuan penulisan ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai bagaimana stasiun televisi TVRI melakukan tahapan pra produksi, set up & rehearsal, produksi, serta kesulitan dan penanggulangannya dalam proses produksi talkshow dialog aktual
4.2 Proses Produksi Talk Show Dialog Aktual
4.2.1 Pra Produksi
Tahap pra produksi meliputi brainstorming ide, penulisan naskah, booking artis dan syuting untuk VT. Tahap set up & rehearsal meliputi persiapan dan pengecekan peralatan syuting, serta latihan sebelum shooting.
Yang termasuk kegiatan pra produksi antara lain; penuangan ide/ gagasan ke dalam outline, pembuatan format/scenario/treatment, script, story board, program meeting, hunting (peninjauan loksi liputan), production meeting, technical meeting, pembuatan dekor, dan lain-lain.
Tahap produksi merupakan proses keseluruhan pengambilan gambar program.Tahap pasca produksi meliputi evaluasi, capture, editing dan print.. Pra produksi adalah semua kegiatan sampai dengan pelaksanaan liputan (shooting).
1. Ide
Ide merupakan sebuah pikiran dari seorang perencana acara siaran, dalam
hal ini seorang produser. Sesuai dengan teori komunikasi, ide merupakan rencana pesan yang akan disampaikan kepada khalayak penonton melalui medium televisi dengan maksud dan tujuan tertentu. Karena itu sewaktu akan menuangkan idenya dalam bentuk sebuah naskah siaran harus selalu memperhatikan faktor penonton, agar apa yang akan disajikan dalam bentuk acara siaran dapat mencapai sasarannya.
2. Pengisi Acara Siaran (Artis)
Pengisi acara siaran dapat berupa seorang pembaca berita, artis yang
belum dikenal sampai dengan para cendikiawan dan artis yang cukup terkenal di masyarakat. Pengisi acara sangat mempengaruhi jalannya acara program televisi, seperti seorang presenter yang mengantar suatu sajian, seperti musik, aneka program feature, magazine, ataupun kuis. Sebagai pengantar sajian, seorang presenter boleh menambah daya tarik dari materi yang disajikan lewat kata-katanya dan mampu menghidupkan suatu sajian program dengan kata-katanya. Dalam bahasa Indonesia, presenter disebut penyaji yang tidak terlalu terikat oleh materi yang disajikan.
3. Peralatan
Lampu-lampu dengan berbagai karakternya yang diperuntukkan agar dapat menghasilkan gambar-gambar yang baik dan berkualitas, mikropon, dekorasi, siklorama yang berupa dinding studio, dengan peralatan komunikasi yang dapat menghubungkan antara satu kamar operasional dengan kamar operasional lainnya, disamping sebuah atau lebih pesawat monitor yang diperlukan untuk melihat proses gambar yang sedang diproduksi. Di samping itu untuk pengendalian proses produksi di studio, dibangun beberapa ruang operasioal yang dilengkapi dengan berbagai peralatan elektronis serta alat perekam gambar.
4. Kelompok Kerja Produksi
Kelompok kerja produksi ini merupakan satuan kerja yang akan menangani kerja produksi secara bersama-sama (kolektif) sampai hasil karyanya dinyatakan layak untuk disiarkan.
5. Penonton
Mereka adalah sasaran dari setiap acara yang disiarkan dan mereka merupakan faktor yang ikut menentukan berhasil tidaknya acara yang telah dibuat.
- Pengembangan Ide :
Analisis Khalayak
↓
Pengembangan Naskah
↓
Penentuan Host dan Nara Sumber
↓
Penentuan Tim Inti
↓
Penyusunan Anggaran
- Pengembangan Naskah :
Ide → Treatment Script → Final Script (run down)
- Team Inti Program :
Penanggung Jawab Program (pemimpin redaksi)
↓
Produser Eksekutf
↓
Produser
↓
Pengarah Acara
↓
Pengarah Artistik
↓
Penulis naskah
↓
Pengarah Teknik
4.2.2 Produksi
Produksi adalah seluruh kegiatan liputan (shooting) baik di studio, maupun di lapangan. Proses liputan (shooting) juga disebut taping.
4.3 Pembahasan Masalah
Saat persiapan dalam pelaksanaan program talk show dialogaktual, terkadang team produksi menemukan masalah yang terjadi, masalah tersebut dapat berupa permasalahan teknis maupun masalah non teknis yang dapat disebabkan oleh human error. Masalah yang biasa dihadapi adalah masalah koordinasi komunikasi antara kru program, cara mengatasinya adalah dengan melakukan kroscek ulang masing-masing individu
Masalah Teknis :
Karena mengandalkan gelombang elektromaknetik, siaran televisi memang rentan terhadap gangguan (noise). Dimana masalh teknis yang sering terjadi adalah kerusakan pada kabel jack sound system, hilangnya suara atau secara tiba-tiba tidak jelas pada saat proses produksi, terbatasnya sound system seperti : Amply, mixer, clip on berikut wirlessnya.
Masalah Non Teknis :
Masalah non teknis juga sering terjadi pada proses produksi program talk show dialog actual, biasanya diakibatkan oleh human error. Gangguan tersebut, yaitu : Para crew, nara sumber, host yang kurang persiapan, sehingga dapat mengganggu proses produksi talk show dialog actual tersebut saat berjalannya shooting. Gangguan lain bisa terjadi berupa gangguan di ruang master control dengan terbatasnya alat-alatnya, sehingga dapat terhambatnya pada proses produksi program talk show dialog actual tersebut.
4.4 Pemecahan Masalah
Selama melakukan KKP, penulis menemukan permasalahan yang dihadapi. Selama persiapan hingga penayangan talk show, membuat crew dan produser harus segera mencari pemecahannya.
Gangguan teknis seperti battrey clip on wirless, biasanya audioman telah mempersiapkan battery cadangan berikut clip on cadangan.
Akibat banyaknya masalah atau gangguan dari persiapan hingga dalam proses produksi berlangsung, sehingga crew produksi talk show dialog actual harus sesegara mungkin mencari pemecahan permasalahan tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang paling digemari sekarang ini kareana dengan menggunakan televise,pesan atau imformasi dapat lebih mudah didapatkan dan lebih actual.Segala macam program acara dapat kita lewatkan lewat acara televise dari mulai berita, talk show, pendidikan, drama, kuis, dan juga musik.
Program talk show merupakan salah satu program televise yg paling di gemari. Semua kalangan menyukainya, baik tua maupun muda. Program talk show yang menjadi andalan TVRI sangat beragam. Program Talk show TVRI juga mempunyai segmentasi yang lengkap, mulai dari orang tua, dewasa, remaja.
Program talk show dialog actual ini merupakan informasi yang actual, penting, terpercaya berupa tanya jawab, diskusi maupun interaktif dengan pemirsanya secara langsung, sehingga pemirsa dapat dengan kritis dalam menerima informasi.
Sebelum dapat disaksikan oleh penonton, sebuah program siaran melalui proses yg sangat panjang. Dimulai dari tahap pra produksi di mana semua ide dituangkan ke dalam disain program, kemudian tahap produksi dengan tujuan merelisasikan apa yang dibuat oleh desain program dengan cara proses pengambilan gambar. Setelah itu baru program siaran dapat di siarkan melalui televise untuk program live dan untuk program siaran off air.
5.2 Saran
a. Meningkatkan kualitas program acara music dengan memperhatikan apa yang diharapkan oleh audience, mungkin bisa dilihat dari kritik yang di kirim oleh khalayak.
b. .Memaksialkan SDM dan peralatan produksi yang ada agar program acar a yang di hasilkan lebih optimal.
c. Menambah kuantitas program talk show agar tidak terlalu banyak waktu kosong saat tidak ada proses produksi.
d. Mempertahankan kelangsungan program talk show yang telah ada dan juga mempertahankan kualitasnya agar audience setia dan tidak pergi mencari alternative lain.
e. Meningkatkan promosi program talk show agar peminatnya semakin tambah.
f. Menambah program talk show yang lebih menarik untuk ditonton oleh khalayak.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2007
Junaedhie, Kurniawan. Ensiklopedi Pers Indonesia, PT Gramedia Pustaka utama,
Jakarta, 1991
Morissan, M.A. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2009
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007
Vera, Nawiroh. Pengantar Komunikasi Massa, Renata Pratama Media, Tangerang, 2008
Ratna, Liza Dwi. Teori Komunikasi Pemahaman dan Penerapan, Renata Pratama Media, Jakarta, 2008
Sumber Lain :
yeyekh.wordpress.com/2008/04/23/ki-debatdiskusi-dan-dialog/