Sabtu, 20 Agustus 2011

PRODUCTION TELEVISI TALK SHOW


PRODUCTION TELEVISI TALKSHOW
“ NUANSA MINGGU ”














MATA KULIAH : MANAJEMEN PENYIARAN
DOSEN : Medya Apriliansyah, SE, M.si

Disusun Oleh;
Harun
07 7151 1243

                            

UNIVERSITAS BUDI LUHUR
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
2010
PENDAHULUAN

Latar Belakang
          Berkembangnya teknologi komunikasi yang berlangsung dari tahun ke tahun membawa perubahan yang sangat besar bagi industri penyiaran khususnya. Di mulai dengan munculnya Koran, radio, sampai televisi. Seiring dengan pesatnya zaman yang semakin maju, sekarang ini banyak sekali stasiun televisi yang bermunculan di Indonesia, mulai dari TV LOKAL sampai TV NASIONAL. Terobosan – terobosan yang baru muncul dari setiap televisi mulai format acara sampai segmentasi tv tersebut.
          Persaingan stasiun televisi saat ini dalam menghadirkan berbagai macam program-program berkualitas, begitu banyak menyita perhatian pemirsanya tanpa mengenal perbedaan usia, pekerjaan dan tingkatan pendidikan, karena televisi memiliki sejumlah kelebihan, terutama kemampuannya dalam menyatukan antara fungsi audio dan visual, ditambah lagi dengan kemampuannya dalam menentukan saluran mana yang mereka senangi, karena stasiun televisi di Indonesia sangat banyak dan memiliki berbagai macam acara yang sangat beragam pilihannya, televisi juga mampu mengatasi jarak dan waktu, sehingga penonton yang tinggal di daerah-daerah terpencil sekalipun dapat menikmati acara siaran tersebut.
          Saat ini stasiun televisi lokal maupun nasional berlomba – lomba menghadirkan program - program yang mendidik, menghibur, serta menarik. Tidak dapat di pungkiri program news bulletin masih menjadi andalan para pemirsa dirumah, yang haus akan informasi terbaru yang terjadi di sekitarnya. Hal itulah yang melatarbelakangi munculnya acara talk show yang berisikan kasus – kasus yang sedang hangat di bicarakan di kemas menjadi sebuah obrolan yang ringan dan mendidik tentunya.

Rumusan Masalah
          Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah penulis dapat dirumuskan menjadi :
          “Bagaimana Menyajikan Sebuah Program Talk Show yang mendidik,  Menarik,  Serta Menghibur.”


Tujuan
          Proposal ini bertujuan agar sebuah program talk show yang dikemas dan di sajikan untuk masyarakat dapat menghibur, menarik serta tentunya mendidik.

Visi
          Menjadi program talkshow berkualitas dan terbaik, dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan pengetahuan, mencerdaskan bangsa serta memberikan nilai-nilai moral budaya kepada masyarakat.

Misi
          Menjadi wadah gagasan dan aspirasi masyarakat, serta untuk mencerdaskan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi dalam masyarakat.

Manfaat Proposal
          Manfaat dari proposal ini Bagaimana Menyajikan Sebuah Program Talk Show yang mendidik,  Menarik,  Serta Menghibur dan dapat diterima oleh masyarakat luas.

Analisa SWOT
v  Stranght
         Peralatan teknis yang memadai dan kompetensi para pekerja atau teknisi dibalik layar. Memiliki 2 presenter yang tidak asing lagi dimasyarakat, yaitu Rossy Silalahi dan Indi Barend. Menyajikan episode yang sedang hangat diberitakan selama seminngu terakhir. Dukungan staf ahli yang kreatif dan inovatif.
v  Weakness
         Sosialisasi terhadap masyarakat kurang.
v  Oportunity
         Peluang untuk menambah profit perusahaan melalui iklan. Masyarakat selalu membutuhkan informasi dan hiburan. 
v  Threat
         Kemungkinan pesaing merebut para pemasang iklan. Banyaknya stasiun Televisi lain yang menyajikan program talkshow yang berisi informasi dan hiburan sejenis.

I.       KONSEP PROGRAM
          NUANSA MINGGU merupakan suatu acara yang memberikan informasi kepada masyarakat dalam format sajian talk show. Acara ini terinspirasi akan pentingnya informasi sekaligus pembelajaran kepada masyarakat. Dinamakan Nuansa Minggu karena dalam acara tersebut pada setiap minggu mengambil tema atau episode yang sedang hangat diberitakan selama sepekan terakhir baik itu politik, ekonomi, hukum, sosial budaya, dll.
          Konsep Program Nuansa Minggu ini menggunakan lokasi shooting indoor, yang dipandu dengan 2 presenter. Serta tidak lupa menghadirkan narasumber yang ahli pada bidangnya sesuai dengan tema atau episode yang berbeda – beda pada setiap minggu. Dalam acara talk show ini menghadirkan pula penampilan band-band papan atas atau penyanyi solo untuk pemanis acara tersebut agar lebih menarik, menghibur serta mendidik. Selain program Nuansa Minggu yang berformat talk show, untuk program news bulletin lain seperti Nuansa Pagi, Nuansa Siang, Nuansa Sore, Nuansa Malam, dan untuk mengabarkan kejadian terbaru melalui Nuansa Terkini yang hadir pada setiap 1 jam sekali.
          NUANSA MINGGU hadir pada pukul 19.30 – 20.30 WIB Pada jam tersebut, seluruh anggota keluarga sedang berada di   rumah selain itu hari minggu merupakan hari libur untuk semua orang berhenti beraktivitas dikantor.













II.      DESAIN PROGRAM
          - Kategori Program     :    Informasi
- Media                       :    Televisi
- Format Program       :    TalkShow
- Judul Program          :    NuansaMinggu
- Durasi                       :    60menit
- Target Audience       :    (15–50)tahun
- Status Ekonomi        :    B.(MenengahKeatas)
                                         C. (Menengah Kebawah)
          - Demografis               :    WilayahIndonesia
- Karateristik               :    Live
- Jam Tayang              :    19.30 – 20.30 WIB
          - Hari                          :    Setiap Minggu
          - Alasan                      :    Pada jam tersebut, seluruh anggota keluarga sedang berada di   rumah selain itu hari minggu merupakan hari libur untuk semua orang berhenti beraktivitas dikantor.

III. DESAIN PRODUKSI
Judul                                    :    NUANSA MINGGU
Tema / Episode                    :    Dampak Penggunaan Status Jejaring Sosial                                     
Durasi                                   :    60 Menit                                                                   
Time Broadcast                    :    Malam
Lokasi                                  :    Studio
Presenter 1                           :    Rossy Silalahi
Presenter 2                           :    Indi Barend
Narasumber 1                       :    Roy Suryo (Pakar Tematika)
Narasumber 2                       :    Tifatul Sembiring (Menteri Komunikasi & Informasi)
Performance Band               :    Iwan Fals
Korban Pengguna Status Jejaring Sosial
Audience Para Mahasiswa - mahasiswi

IV. RUNDOWN

TIME
DETAIL SEGMENT
DETAIL MATERI
PIC
19.30.00-19.30.15

19.30.00-19.34.15


19.34.15-19.36.15



19.36.15-19.38.15


19.38.15-19.39.15



19.39.15-19.40.15


19.40.15-19.47.15



19.47.15-19.47.45


19.47.45-19.47.52

19.47.52-19.50.52

19.50.52-19.50.59

19.50.59-19.51.29


19.51.29-19.51.59




19.51.59-19.58.59




19.58.59-19.59.29


19.59.29-19.59.36

19.59.36-20.02.36

20.02.36-20.02.43

20.02.43-20.03.13


20.03.13-20.05.13


20.05.13-20.10.13





20.10.13-20.13.13




20.13.13-20.17.13



20.17.13-20.17.20

20.17.20-20.20.20

20.20.20-20.20.27

20.20.27-20.20.57


20.20.57-20.23.57




20.23.57-20.25.57



20.25.57-20.26.27

20.26.27-20.30.27


20.30.27-20.30.57

OBB (Opening Before Broadcast)

Performance Iwan Fals “Facebook”

Insert Video dampak Penggunaan Status Jejaring Sosial

Opening Program By Presenter 1 & Presenter 2

Presenter 1 & Presenter 2 Memperkenalkan para audience yang datang ke studio

Presenter 1 & Presenter 2
Perkenalan Narasumber 1 & 2

Pembahasan Dampak Penggunaan Status Jejaring Sosial

Closing segment By Presenter 1 & Presenter 2

Bumper Out

COMMERCIAL BREAK 1

Bumper In

Opening segment By Presenter 1 & & Presenter 2

Presenter 1 & & Presenter 2 Mendatangkan Korban Penggunaan Status Jejaring Sosial

Pembahasan Dampak Penggunaan Status Jejaring Sosial oleh korban & Narasumber 1 & 2

Closing segment By Presenter 1 & Presenter 2

Bumper Out

COMMERCIAL BREAK 2

Bumper In

Opening segment By Presenter 1 & & Presenter 2

Tanya jawab antara audience dengan narasumber 1 & 2

Pembahasan lebih lanjut mengenai pertanyaan Penggunaan Status Jejaring Sosial antara audience dengan narasumber 1 & 2

Insert Video Dampak Penggunaan Status Jejaring Sosial + Plus Opini Masyarakat Mengenai dampaknya

Closing segment By Performance Iwan Fals “Damainya Cinta”

Bumper Out

COMMERCIAL BREAK 3

Bumper In

Opening segment By Presenter 1 & & Presenter 2

Pembahasan kembali dengan narasumber mengenai Penggunaan Status Jejaring Sosial

Kesimpulan dari Penggunaan Status Jejaring Sosial oleh Narasumber 1 & 2

Closing segment By Presenter 1 & Presenter 2
Performance Iwan Fals
“11 Januari”

Credit title - end

ID Acara Pembuka

Band Pembuka























Grafis Program





















Grafis Program



Grafis Program






















Grafis Program



Grafis Program


















Pendukung Acara



Master Control

Master Control & Control Room

Master Control



Host


Host + Audience



Host + Narasumber 1 & 2

Host + Narasumber 1 & 2


Host


Master Control

Master Control

Master Control

Host


Host + Korban Penggunaan Status Jejaring Sosial


Host + Narasumber 1 & 2 + Korban Penggunaan Status Jejaring Sosial

Host

Master Control

Master Control

Master Control

Host


Audience + Narasumber

Host + Narasumber




Master Control




Master Control & Control Room


Master Control

Master Control

Master Control

Host


Host + Narasumber




Host + Narasumber

Master Control

Master Control & Control Room

Master Control

                                                                             
V. BUDGETING

1) Setting
Set dan Dekorasi
(pembuatan & perawatan) :                                         Rp.      15.000.000,-
TOTAL :                                                                                Rp.      15.000.000,-


2) Konsumsi
- PD                                                                                  Rp.      00.050.000,-
- Crew  (25 person)        @ Rp.30.000,-                      Rp.      00.750.000,-
- Talent                             @ Rp.50.000,-
Presenter                            ( 2 person )                      Rp.      00.100.000,-
Narasumber                       ( 3 person )                      Rp       00.150.000,-
Band Gigi + crew              ( 10 person )                    Rp.      00.500.000,-
TOTAL :                                                                                Rp.      01.550.000,-

3) Musik
Komponis                                    :                                         Rp.     
04.000.000,-
Rental Music Aquetment         :                                         Rp.     
08.000.000,-
TOTAL :                                                                                Rp.      12.000.000,-

4) Artis
Presenter 1                                                                           Rp.     
05.000.000,-
Presenter 2                                                                           Rp.     
05.000.000,-
Narasumber 1                                                                      Rp.     
01.500.000,-
Narasumber 2                                                                      Rp.     
01.500.000,-
Korban                                                                                   Rp.      00.200.000,-
Audience (20/org x 20)                                                       Rp.      00.400.000,-
Band                                                                                      Rp.      15.000.000,-
TOTAL :                                                                                Rp.      28.600.000,-

5). Kostum
Penyewaan :(sponsor)

6). Tata Rias
Kosmetik :(sponsor)

TOTAL ANGGARAN :                                                         Rp.      57.150.000,-
(ppn 10%)                                                                              Rp.     
05.715.000,-
TOTAL ANGGARAN
(setelah kena pajak)                                                          Rp.      62.865.000,-



VI. KESIMPULAN
Dari uraian-uraian yang dibahas tersebut diatas, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan adalah sebagai berikut :
Isi talk show Nuansa Minggu mencakup berbagai aspek Kehidupan di masyarakat, yakni politik, ekonomi, social, pendidikan, kesehatan dan criminal. Arti filosofi Nuansa Minggu adalah program talk show yang disajikan kepada khalayak luas, mencakup permasalahan yang timbul disekitar kita. Semoga program talk show dengan judul program “Nuansa Minggu” ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dimana masyarakat dapat mengetahui dampak dan keuntungan dari penggunaan status jejaring sosial.





Jumat, 05 Agustus 2011

PROPOSAL SKRIPSI

MAKNA PHOTO PARIWISATA
( Analisis Semiotika Roland Barthes Photo Pariwisata di Rubrik Oleh-Oleh Edisi ……………………………….. 2011 Majalah Mingguan Femina )










Disusun Oleh;
Harun
07 7151 1243


UNIVERSITAS BUDI LUHUR
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
2011
Judul Penelitian :
MAKNA PHOTO PARIWISATA( Analisis Semiotika Roland Barthes Photo Pariwisata di Rubrik Oleh-Oleh Edisi ……………………………….. 2011 Majalah Mingguan Femina )

BAB I         PENDAHULUAN……………………………………………………1
1.1  Latar Belakang Penelitian………………………………………...1
Peranan media massa sangat penting dalam menampilkan informasi-informasi yang aktual, penting, menarik dan laian-lain, informasi yang dirangkum dan dikemas disalurkan seabagai kebutuhan khalayak. Beberapa media massa elektronik seperti televisi, radio, internet dan media cetak seperti majalah, surat kabar dan tabloid. Seluruh media massa didukung dengan kemajuan teknologi membuat suatu informasi dapat dengan cepat menyebar luas kepada khalayak. Ada beberapa majalah di Indonesia seperti majalah Kartini, majalah Gadis, majalah Tempo, majalah Otomotif dan lain-lain termasuk majalah Femina. Penulis memfokuskan penelitian kepada majalah mingguan Femina. Alasannya, majalah mingguan Femina menyajikan informasi-informasi yang beragam, mulai dari fashion, kuliner, kecantikan, gaya hidup, properti, artikel, konsultasi, termasuk photo pariwisata dan lain sebagainya. Elemen-elemen  yang tergabung dalam penyajian informasi-informasi dalam media cetak ( khususnya majalah Femina ) yang menarik perhatian peneliti diantaranya adalah photo pariwisata. Photo pariwisata  digunakan dalam majalah mingguan Femina sebagai pelengkap dari sebuah pesan informasi efektif yang dikemas didalamnya. Yang berperan penting dalam penyajian photo pariwisata di media cetak majalah mingguan Femina diantaranya, yaitu redaksi, wartawan tulis dan photographer, beberapa media cetak majalah menampilkan isi tulisan informasi dan photo yang sebaik dan seindah mungkin, hal ini ditujukan kepada khalayak agar dapat membedakan antara media cetak majalah yang satu dengan media cetak majalah lainnya.
Sebuah photo pariwisata merupakan karya jurnalistik yang berupa gambar, memiliki nilai informasi artistik dan tidak luput dari unsur berita 5W+1H. Photo pariwisata yang baik tidak hanya menyajikan sebatas teks photo dan gambar saja, tapi juga nilai estetika, fakta, menarik, aktual dalam photo tersebut, sehingga saling berkesinambungan. Photo pariwisata merupakan kombinasi antara bentuk gambar dengan kata-kata yang mengungkapkan sebuah informasi yang lengkap dan disebar luaskan kepada khalayak atau pembaca, sehingga khalayak dapat menerima, memahami dan memaknai sebuah informasi yang efektif.
Selain teks, fungsi sebuah photo pariwisata dalam media massa cetak yaitu majalah akan membuat pemberitaan lebih lengkap, akurat, menarik, penting dan artistik, karena photo digunakan untuk menyalurkan ide, berkomunikasi dengan khalayak, mempengaruhi khlayak, sehingga menghadirkan kenangan. Photo pariwisata dalam media massa cetak majalah tidak lepas dari karya jurnalistik, untuk menginformasikan sebuah pesan yang efektif kepada khalayak.
Dalam edisi mingguan majalah Femina, photo pariwisata selalu diterbitkan dengan memiliki komposisi dan angle serta rangakaian photo ( non verbal ) dengan ditambah sedikit penjelasan keterangan isi sebuah teks tulisan ( verbal ), sehingga mudah dipahami dan dimaknai oleh khalayak pembaca majalah tersebut. Rangkaian photo tersebut berjudul “ Makna Photo Pariwisata : …………………………………………………………………….
Untuk itu penulis tertarik meneliti tentang apa yang telah penulis uraikan di atas, peneliti menggunkan model analiasis semiotika Roland Barthes. 

1.2  Fokus Penelitian…………………………………………………..5
Makna apa yang terkandung pada photo pariwisata di rubrik oleh-oleh majalah mingguan Femina edisi ……………………………………….2011.?

1.3  Maksud dan Tujuan Penelitian……………………………………5
1.3.1 Maksud Penelitian…………………………………………..5
Untuk mengetahui pola informasi dalam penyajian photo pariwisata di rubrik oleh-oleh Majalah Mingguan Femina edisi ………………………………………………………………………...2011.
1.3.2 Tujuan Penelitian…………………………………………...5
1.3.2.1 Untuk mengetahui makna yang terkandung pada photo pariwisata di rubrik oleh-oleh majalah mingguan Femina edisi …………….......2011.
1.3.2.2 Dengan beberapa pertimbangan dan alasan kami menentukan menggunakan waktu penelitian selama 3 bulan September s.d November. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut.

1.4 Kegunaan Penelitian……………………………………………...5
      1.4.1 Kegunaan Keilmuan………………………………….........5
Pada umumnya untuk menambah pengetahuan bagi pembaca atau khalayak dalam pengenalan  photo pariwisata.
      1.4.2 Kegunaan Praktis…………………………………………...5
Diharapkan berguna bagi pengelola media massa untuk lebih memperhatikan penyajian photo pada rublik-rublik yang lainnya terutama untuk masyarakat umum yang ingin menulis dan membuat photo mengenai pariwisata, khususnya wartawan yang mengambil spesialisasi di bidang photo pariwisata, photo pariwisata bukanlah hanya photo tentang pemandangan saja tetapi cakupannya jauh lebih luas.

BAB II       KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
                   2.1 Kajian Pustaka…………………………………………………....6
                   2.2 Kerangka Pemikiran……………………………………………...9
                         2.2.1 Kerangka Teoritis…………………………………………..9
                         2.2.2 Kerangka Konseptual……………………………………...19
                   2.3 Alur Kerangka Pemikiran……………………………………….26

BAB III      METODE PENELITIAN
                   3.1 Metodologi Penelitian…………………………………………...27
Metodologi penelitian merupakan proses yang dipergunakan untuk mendapatkan data atau informasi guna memperoleh jawaban atas pertanyaan peneitian. Pada penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif, dengan tujuan menjelaskan fenomena sedalam-dalamnya, karena masalah yang hendak diteliti merupakan analisis objektif, yaitu ingin mengungkap makna photo di majalah mingguan Femina,     Maka, metodologi merupakan proses atau prosedur yang digunakan untuk mendekati problem atau permasalahan dan mencari jawabannya. Metodologi penelitian kualitatif, karena pendekatan tersebut lebih menekankan “ makna “ dari pada “ generalisasi “. Selain itu, tujuan penggunaan pendekatan kualitatif ini adalah : Untuk mengetahui lebih dalam isi atau makna dan latar belakang photo tersebut. Pendekatan ini juga dipakai karena masalah yang akan diteliti merupakan analisis objektif sebagai pengirim pesan serta isi dari pesan berupa photo yang disampaikan oleh komunikator.
                   3.2 Metode Penelitian……………………………………………….28
Dalam meneliti makna photo pariwisata : ……………………......., penulis menggunakan metode semiotika. Melalui analisis semiotika, maka akan ditemukan tanda dan  makna yang terkandung di dalam photo pariwisata tersbut untuk diteliti. Teori yang digunakan penelitiaadalah analisis semiotika Roland Barthes. Di dalam teori ini mengandung denotasi dan konotasi serta mitos yang mengungkap makna dibalik tanda-tanda pada photo.
Penggunaan dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan semiotika khususnya yang dikemukakan oleh Roland Barthes, untuk menganalisis photo pariwisatadalam penggunaan lambing atau pun simbol di dalamnya. Hal ini diharapakan dapat membantu  dalam melakukan penafsiran makna yang terkandung dalam photo pariwisata tersebut.

                   3.3 Unit Analisis…………………………………………………….28
Penelitian ini menitik beratkan pada photo pariwisata sebagai unit analisisnya, yaitu photo …………………………... Teori yang digunakan adalah teori semiotika denotasi dan konotasi serta mitos yang dipopulerkan oleh Roland Barthes, teori ini dapat digunakan dalam menganalisis photo pariwisata Berkelana di Kota Kerajaan lanna-Thai di rubrik oleh-oleh majalah mingguan Femina edisi …………………………………… 2011.
Dengan menggunakan teori Roland Barthes yaitu denotasi dan konotasi yang didalamnya menggunakan enam prosedur photografi dan dilanjutkan dengan mitos. Penulis menganalisis photo pariwisata menggunakan denotasi makna yang terlihat didalam photo, konotasi yang didalamnya menggunakan trick effect dengan memadukan dua gambar sekaligus, pose dengan mengatur arah pandangan mata atau cara duduk dari seorang subjek, objek dengan menyeleksi dan menata objek-objek tertentu, photogenia dengan cara mengatur eksposure, pencahayaan, memanipulasi teknik cetak dan sebagainya, aestheticism dengan menerapkan teknik posterisasi sehingga sebuah photo seolah-olah menyerupai lukisan, syintax dengan memaknai caption yang ada pada photo. Setelah memaknai dengan menggunakan denotasi serta konotasi yang didalamnya terdapat enam prosedur, kemudian penulis memaknai keseluruhan dengan menggunakan mitos.
                   3.4 Teknik Pengumpulan Data……………………………………..29
                             Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu :
a. Data Primer
“ Data primer adalah : Data yang diperoleh dengan menggunakan teknik dan alat mengumpulkan data seperti observasi langsung ( participant atau nonparticipant ), menggunakan questioner, schedule atau interview guide, dan sebagainya. Jika data primer, maka harus menjamin pengumpulan data yang efisien dengan alat dan teknik serta karakteristik dari responden “.
Berarti data primer merupakan data yang mendasari beberapa data penunjang penelitian yang masih harus diolah lagi menjadi informasi yang dapat menguatkan hasil penelitian.
Dalam penelitian ini data primernya adalah : Photo pariwisata di …………………………………., keindahan bentangan alamnya membuat ia disanjung sebagai “ Mawar dari utara “ pada majalah mingguan Femina. Peneliti juga melakukan observasi berupa pengamatan terhadap photo tersebut. Dimana menurut Rosady Ruslan, “ observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk mengamati atau mencatat dengan menyaksikan lansung, dan biasanya peneliti dapat sebagai partisipan atau observer dalam menyaksikan atau mengamati suatu objek peristiwa yang sedang diteliti.
Selain itu interview atau wawancara lansung dengan nara sumber (wawancara dengan photographer senior majalah mingguan Femina), agar dalam melakukan pemaknaan terhadap photo pariwisata tersebut, peneliti sedikit mendapat masukan mengenai fakta-fakta dan tujuan sebenarnya yang ada dibalik photo pariwisata tersebut.
                        b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan mengadakan evaluasi terhadap sumber, keadaan dan sekundernya, dan juga harus menerima limitasi-limitasi data tersebut ”
Penulis pahami, data sekunder adalah data yang didapat dari berbagai sumber untuk melengkapi dan memudahkan pengaplikasian dalam penelitian.
Peneliti mendapat data sekunder dengan membaca literatur, buku-buku dan media elektronik seperti website di situs internet dan data yang terkait mengenai masalah dan tema penelitian, melalui studi kepustakaan, dilakukan dengan mencari dan mengolah data sebanyak mungkin yang berhubungan dengan langsung dengan permasalahan yang diangkat melalui makalah dan data tertulis lainnya sebagai penunjang konseptual dari laporan ini.
                   3.5 Teknik Analisis Data……………………………………………31
Analisis telah dimulai sejak fokus penelitian, sebelum terjun kelapangan, berlangsung terus samapi pada penulisan hasil penelitian. Selama menganalisis data, penulis memfokuskan untuk menganalisis photo pariwisata yang terbit di setiap seminggu dan peneliti melakukan seleksi photo yang tepat untuk dijadikan bahan penelitian. Kemudian peneliti menganalisis secara objektif satu-persatu photo-photo tersebut yang terbagi dalam empat buah photo dan terangkai dal empat halaman utuh. Setelah melakukan analisis satu-persatu terhadap photo tersebut, maka peneliti menyimpulkan mengenai makna photo pariwisata secara keseluruhan.
Konsep semiotika Roland Barthes menjadi acuan peneliti dalam mengungkap penelitian ini dan dianalisis satu-persatu, elemen demi elemen serta aspek yang terkandung didalamnya, kemudian peneliti akan menarik kesimpulan mengenai makna photo pariwisata tersebut.
Roland Barthes membuat model sistematis dalam menganalisis makna dari tanda-tanda. Fokus perhatian Roland Barthes lebih tertuju pada gagasan mengenai signifikasi dua tahap. Tahap pertama yaitu denotasi, sedangkan tahap kedua yaitu konotasi dan mitos.
            Signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Barthes menyebutnya sebagai denotasi, yaitu makna paling nyata dari tanda. Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya. Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos.
Peneliti pahami bahwa menurut Roland Barthes, signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified dalam sebuah tanda terhadap suatu realitas. Barthes juga menyebutnya sebagai denotasi, yaitu makna paling nyata dari tanda. Konotasi adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaan. Pada signifikasi tahap kedua, tanda bekerja melalui mitos.
DAFTAR PUSTAKA
PT. Cipta Adi Pustaka, 1990, Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jakarta
Budiman Kris, 2004, Semiotika Visual, Yogyakarta : Buku Baik
Departemen Pendidikan Nasional, 2000, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
Effendy Onong Uchjana, 2003, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung : PT. Citra Aditya  Bakti
Junaedhie Kurniawan, 1991, Ensiklopedia Pers Indonesia, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
L Barnhart Clarence, 1972, The World Book Dictionary, Chicago : Field Enterprises Educational Corporation
M Moeliono Anton, 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
Mulyana Deddy, 2002, Suatu Pengantar Ilmu Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Rolnicki Tom E., C.Dow Tate, Sherri A. Taylor, 2008, Pengantar Dasar Jurnalisme, Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Ruslan Rosadi, 2005, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada
Sobur Alex, 2003, Semiotika Komunikasi, Bandung : PT.Remaja Rosda karya
Soelarko M R, 1979, Fotografi Untuk Pelajar, Bandung : Bina Cipta